Blitar (Antara Jatim) - Anggota Komisi I DPR Hayono Isman meminta agar intelijen lebih diperkuat lagi pascakemungkinan adanya penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat. "Mari kita pahami, semua negara melakukan kegiatan mematai, bukan hanya Amerika. Bahkan, Amerika sendiri sering kebobolan," katanya kepada jurnalis setelah ziarah ke makam mantan Presiden pertama RI Soekarno di Blitar, Jumat. Ia mengaku menyesalkan dengan adanya kemungkinan penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat, padahal dua negara ini (Amerika-Indonesia ataupun Indonesia dengan negara lain) bisa menjadi sahabat. "Sesama negara sahabat kok saling mematai," kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era 1993-1998, singkat. Untuk itu, kata dia, pemerintah harus lebih teliti dan lebih memperkuat intelijen, agar Indonesia terhidar dari hal yang demikian (aksi penyadapan). Namun, ia juga menyebut, aksi penyadapan itu bisa menganggu hubungan bilateral, namun hal ia berharap intelijen di Indonesia bisa berbenah diri, agar hal serupa tidak terjadi. Badan Intelijen Negara melakukan pendalaman terhadap kemungkinan penyadapan oleh Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan oleh Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Marciano Norman. Ia menyatakan BIN sedang melakukan pendalaman informasi tersebut dengan meminta penjelasan "counterpart" Amerika Serikat yang ada di Jakarta. Di samping itu BIN juga sedang mencari bukti dari berbagai sumber lainnya, karena informasi dari sumber terbuka harus dicek ulang dengan sumber lainnya, sehingga hasilnya akan dapat memberikan gambaran mengenai ada tidaknya penyadapan tersebut. BIN sendiri juga mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri dengan memanggil KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim) Kedubes Amerika Serikat di Jakarta untuk memperoleh klarifikasi resmi. Bila terbukti melakukan penyadapan, katanya, hal itu merupakan pelanggaran terhadap etika diplomasi dan kedaulatan Indonesia yang tidak selaras dengan hubungan baik yang selama ini telah dibina oleh kedua negara.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013