Malang (Antara Jatim) - ProFauna Indonesia menyatakan ada tiga jenis elang yang saat ini sedang migrasi ke Indonesia karena adanya perubahan iklim di wilayah kutub utara, sehingga sulit mendapatkan makanan di wilayah itu. Pengamat elang dari ProFauna Indonesia Made Astuti di Malang, Rabu, mengatakan ketiga jenis elang yang sedang bermigrasi ke Indonesia itu adalah jenis Alap China (accipiter soloensis), elang Alap Nippon (accipiter gularis), dan elang Sikep Madu Asia (pernis ptilorhynchus). "Di belahan bumi utara sedang musim dingin, sehingga elang-elang itu mencari tempat yang hangat dan untuk mencari makanan karena musim dingin mereka akan kesulitan memperoleh makanan," kata Made Astuti di sela-sela pengamatan migrasi elang di kawasan Gunung Banyak Kota Batu. Ia mengemukakan elang Alap China berasal dari China. Rute yang dilewati rombongan elang yang bermigrasi ke Indonesia itu adalah dari China menuju Thailand, Malaysia, Singapura, Riau, Jambi, Palembang, Lampung, dan Jawa yang dilanjutkan ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Biasanya, kata Made, elang-elang yang bermigrasi itu akan menetap di NTT atau Sulawesi. Elang tersebut senang bermigrasi ke Indonesia karena merupakan daerah tropis dan banyak jenis makanan. Menurut dia, dari pengamatan selama ini, pada saat migrasi, elang tersebut membantu mengendalikan hama pertanian, seperti ular, tikus, tupai, serta jenis serangga, di antaranya belalang. Setiap berhenti di suatu tempat, lanjutnya, rombongan elang itu istirahat sekitar dua hari lalu melanjutkan perjalanan lagi dan biasanya tempat mereka istirahat itu di pegunungan. "Oleh karena itu, kami mengamati migrasi berbagai jenis elang itu dari Gunung Banyak di Batu," paparnya. Sementara itu rute migrasi elang Nipon (Jepang) ke Indonesia melalui Taiwan, Filipinan, lalu masuk ke Kalimantan. Namun, baik Elang China maupun elang Nipon akan balik ke negara masing-masing sekitar Januari-hingga Maret. Untuk rute dan jumlah elang yang kembali ke wilayah asalnya, ProFauna belum pernah mencatat karena faktor cuaca, sehingga yang terekam hanya kedatangannya saja. Biasanya, kata Made, satu rombongan elang yang bermigrasi itu bisa sampai 50 ekor dan migrasi itu terjadi setiap hari, terutama pada bulan September hingga Oktober. Pada bulan September mereka baru berangkat migrasi, sampai di Jawa bulan Oktober. "Tiga jenis elang itu biasanya bisa migrasi bersama-sama. Hampir setiap hari ribuan elang yang migrasi," ujarnya. Sistem terbang elang berbeda dengan jenis burung lainnya. Elang memanfaatkan panas bumi, semakin panas, mereka terbang semakin tinggi. "Panas bumi ini untuk mempercepat peluncuran ke tempat yang dituju. Kalau di atas pukul 12.00 WIB, mereka terbang tinggi antara 2.000-4.000 meter di atas permukaan laut (mdpl)," katanya, menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013