Surabaya (Antara Jatim) - Suriname berpotensi menjadi negara tujuan investasi Indonesia khususnya kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh pengusaha dari Jawa Timur.
"Pengusaha asal Jatim bisa membidik Suriname sebagai ekspansi bisnisnya, misalnya sebagai salah satu negara tujuan ekspor mereka," kata Duta Besar LB & BP Republik Indonesia untuk Suriname, Nur Syahrir Rahardjo, di Grha Kadin Jatim, di Surabaya, Selasa.
Faktor penyebabnya, jelas dia, kondisi hutan di Suriname masih cukup hijau, bahkan belum banyak pelaku industri kayu yang berinvestasi di negara itu.
"Di sisi lain, hasil pertanian dan perikanan juga besar. Sementara sektor pertambangan, seperti emas dan minyak juga terbuka lebar untuk dibidik," katanya.
Menurut Syahrir, saat ini ada satu perusahaan Indonesia yang sudah masuk dan berinvestasi di Suriname. Namun, untuk sektor pertambangan, khususnya minyak, justru perusahaan Malaysia, Petronas, yang baru masuk dengan investasi untuk eksplorasi minyak lepas pantai senilai 25 juta dolar AS.
"Selain itu, bisnis restoran di Suriname juga cukup menarik untuk dijadikan peluang usaha karena mereka sangat suka dengan masakan khas Jawa," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Isdarmawan Asrikan, mengatakan kendati jumlah penduduk Suriname hanya sekitar 500.000 jiwa, tetapi negara itu bisa digunakan sebagai hub (tempat penghubung) untuk mencapai berbagai negara di Amerika Latin.
"Kalau barang dari Jatim sudah dikirim ke Suriname, lalu komoditas itu bisa dikirim ke negara di luar Suriname," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013