Pamekasan (Antara Jatim) - Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khairul Kalam mendorong institusi polres lebih meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dalam bidang keagamanan guna menekan terjadinya tindak pidana kriminal yang kini kian marak di wilayah itu. "Yang kedua, polres perlu menyebarkan petugas inteligen atau petugas berpakaian preman, sehingga bisa mendeteksi lebih awal terjadinya tindak pidana kriminal," kata Khairul Kalam di Pamekasan, Kamis malam. Khairul menjelaskan, jika petugas bisa melakukan deteksi dini, maka tindak pidana kriminal kemungkinan akan bisa ditekan sedemikian rupa. Dengan demikian, maka upaya antisipatif juga bisa dilakukan. Khairul mengatakan, terjadinya aksi pencurian yang kian marak di Pamekasan akhir-akhir ini tidak lepas dari kurangnya kewaspadaan semua pihak, baik dari institusi aparat keamanan itu sendiri, maupun dari masyarakat. Jika ada kerja sama yang baik, antara polisi dan aparat keamanan, ia yakin, segala hal yang berkaitan dengan seseorang melakukan kejahatan, termasuk tindak pidana pencurian yang kini marak di Pamekasan, maka kemungkinan bisa ditekan. "Yang ketiga tentunya harus diberlakukan sanksi yang maksimal bagi pelaku tindak pidana kriminal," katanya. Khairul Kalam yang juga mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan ini menambahkan, salah satu pemicu maraknya aksi pencurian di Kabupaten Pamekasan akhir-akhir ini, baik di perkotaan maupun di perdesaan, karena gagalnya anjloknya perekonomian masyarakat, menyusul gagalnya musim tanam tembakau tahun ini. "Faktor ekonomi inilah yang kami kira juga menjadi salah satu pemicu, mengapa kasus tindak pidana, termasuk pencurian di Kabupaten Pamekasan ini marak," kata dia. Kasus pencurian dengan berbagai jenis sasaran mulai marak di Kabupaten Pamekasan sejak enam bulan terakhir ini. Kasus pencurian ini tidak hanya terjadi di perdesaan saja, akan tetapi juga marak di perkotaan, terutama pertokoan yang ada di Pamekasan. Terakhir kasus pencurian terjadi di Parteker Trade Centre (PTC) di Jalan Cokroatmojo Pamekasan bertepatan dengan malam takbiran Idul Adha 1434 Hijriah. Sebanyak enam unit counter telepon seluler dibobol maling dengan kerugian ditaksir mencapai raturan juta rupiah. Sebelumnya kasus pencurian juga terjadi di salah satu toko sepatu di Jalan Jokotole Pamekasan dan toko serba guna di Jalan Trunojoyo Pamekasan. Tidak hanya itu saja, rumah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan pada awal September 2013 di Desa Buddagan, Kecamatan Pademamu, Pamekasan, juga dibobol pencuri. Sejumlah perhiasan emas, seperti kalung, gelang dan cincin pernikahan, senilai Rp40 juta serta sebuah lap top, yang disimpan di dalam lemari dibawa kabur pencuri. Di perdesaan, kasus pencurian dengan sasaran hewan ternak, hampir setiap malam terjadi, sehingga para peternak mengaku resah. Sasaran pencurian di Kabupaten Pamekasan ini tidak hanya harta benda milik warga, akan tetapi juga fasilitas pemerintah. Seperti yang terjadi di Desa Montok, Kecamatan Larangan pada 7 September 2013. Ketika itu maling membobol kantor budidaya jagung hibrida atau Pioneer Information and Learning Center (PILC) bantuan dari pemerintah pusat. Sejumlah alat-alat pertanian, seperti radiator mesin pompa, bahan bakar minyak jenis solar sebanyak 20 liter, serta sejumlah alat-alat pertanian lainnya dibawa kabur pencuri. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013