Malang (Antara Jatim) - Pakar teknologi hasil ternak Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Wahyudi MSi menyarankan hewan kurban yang hendak disembelih harus dibuat se-santai (rileks) mungkin dan saat penyembelihan harus diupayakan sekecil mungkin rasa sakit bagi hewan.
"Hewan kurban jangan dipaksa untuk dijatuhkan guna menghindari rasa sakit. Bila perlu, untuk menjaga kebugaran dan rileksnya hewan, sebelum disembelih harus dimandikan serta jangan memberi makan berlebihan agar otot hewan tidak tegang," katanya di Malang, Minggu.
Selain itu, lanjutnya, pada saat saat mengemas daging, antara daging dan jeroan harus dipisahkan dengan plastik yang berbeda agar tidak terkontaminasi.
"Jika ada kotoran hewan yang terkena daging, maka sama saja memberi ragi yang berefek pada rusaknya jaringan daging nantinya," tegasnya.
Senada dengan itu, Asisten Rektor bidang Al-Islami dan Kemuhammadiyahan Dr Nurhakim mengatakan momentum Idul Adha tahun ini dimanfaatkan kampus itu untuk mengedukasi umat terkait makna kurban sekaligus bagaimana mengelola hewan kurban yang sesuai syariah dan terjaga keamanan serta kesehatannya.
Ia juga mengingatkan agar semua pihak berhati-hati dengan esensi Idul Kurban yang sesungguhnya. "Jangan sampai kita hanya dapat ritualnya, sementara esensi dari ibadahnya sendiri terlupakan," tegasnya.
Menurut dia, esensi dari kurban itu sendiri adalah berbagi secara ikhlas, adil dan memberikan makna ibadah, baik bagi yang berkurban maupun penerimanya.
Oleh karena itu, distribusi maupun kemasan yang dibagikan pada penerima harus benar-benar diperhatikan.
Untuk memastikan pengelolaan hewan kurban secara baik dan sehat, UMM telah menyiapkan dokter hewan dan tenaga ahli peternakan. "Yang terpenting, hewan kurban ini bebas dari penyakit, bisa rileks dan tidak stres," tandasnya.
Sementara itu, UMM berencana menyembelih 12 ekor sapi dan puluhan ekor kambing sebagai hewan kurban pada perayaan Idul Adha 2013.
Ketua Panitia Idul Adha Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Syaiful Amin mengatakan jumlah hewan kurban yang akan dibagikan dalam bentuk daging maupun berupa hewan kurban itu dipastikan bertambah.
"Jumlah hewan yang akan kita distribusikan ke daerah-daerah terpencil maupun berupa daging yang dibagikan kepada warga sekitar kampus ini pasti bertambah, karena pengumpulannya hingga hari H (15/10)," katanya.
Menurut Syaiful, hewan kurban diperoleh dari iuran sukarela dosen dan karyawan UMM serta rekanan kampus yang selama ini juga mempercayakan hewan kurbannya di kampus ini.
"Untuk Shalat Idul Adha di UMM dilaksanakan di dua lokasi, yakni di kampus II dan III. Di kampus III, Imam dan khatib adalah mantan Menteri Perumahan Rakyat M Yusuf Asy'ari, sedang di kampus II dengan imam dan khatib Dekan FAI UMM Faridi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013