Surabaya (Antara Jatim) - Mantan pebalap sepeda nasional asal Jawa Timur Herrijanto Setiawan meninggal dunia di Surabaya, Kamis, sekitar pukul 12.00 WIB, akibat penyakit kanker paru-paru stadium IV yang dideritanya. Sebelum meninggal, pebalap yang akrab disapa Ateng itu sempat menjalani perawatan intensif di Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya selama beberapa hari, tetapi nyawanya tidak tertolong. Ateng yang kelahiran 10 Agustus 1973 itu, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Saat ini jenazah almarhum masih berada di ruang 540 Graha Amerta RSUD Dr Soetomo dan rencananya disemayamkan di rumah duka Adiyasa Surabaya, sementara pemakaman masih belum dikonfirmasi pihak keluarga. Menurut Henry Setiawan, kakak kandung Ateng, penyakit kanker paru-paru yang diderita adiknya baru diketahui jelang puasa atau sekitar Juli, karena sebelumnya tidak pernah ada keluhan. "Saat periksa sebelum puasa lalu baru diketahui penyakit yang diderita. Keluarga sangat kaget dan kami juga sangat kehilangan," kata Henry yang bersama dua saudaranya, yakni Ateng dan Henky dijuluki "Trio Setiawan" saat masih menjadi pebalap. Sejak didiagnosa mengidap kanker paru-paru, Ateng mulai rutin menjalani pemeriksaan di rumah sakit, termasuk rawat jalan. Ateng mengawali karier balap sepeda bersama tiga saudaranya masing-masing Henry, Henky dan Hendrik pada tahun 1986. Prestasinya cepat melesat hingga dipanggil memperkuat timnas antara tahun 1991-1999. Prestasi paling fenomenal yang pernah ditorehkan Herrijanto Setiawan adalah rekor catatan waktu tercepat nomor 1.000 meter pursuit putra pada SEA Games 1997 dan baru dipecahkan oleh Samai PON XVII/2008 di Kalimantan Timur. Selain itu, Ateng juga turut menyumbang medali emas untuk kontingen Jatim pada PON XV/2000. Saat itu, tim balap sepeda Jatim berjaya dengan mengemas 13 dari 15 nomor yang dilombakan. Prestasi lainnya adalah mengantar tim Polygon Sweet Nice Surabaya menjuarai Tour d'ISSI tahun 2000 bersama rekannya, seperti Wawan Setyobudi, Mat Nur, dan Goang Sulistiyono. Sementara itu, mantan pebalap nasional yang juga koleganya, Puspita Mustika Adya, ketika dihubungi terpisah mengaku sempat menjenguk Ateng di rumah sakit pada Rabu (9/10). "Ateng sempat melihat saya, tapi kondisinya sangat lemah dan sudah tidak bisa bicara. Saya sampaikan semangat agar tabah, baik kepada Ateng maupun istri dan keluarganya," kata Puspita. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013