Surabaya (Antara Jatim) - Aparat kepolisian menyelidiki motif dan memburu pelaku pembunuhan terhadap dua mahasiswa asal Timor Leste yang menempuh pendidikan dan tinggal di Surabaya setelah terlibat perkelahian antarpemuda di kawasan Kampung Klampis Semalang, Rabu dinihari tadi. "Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan mencari keterangan lainnya, termasuk mengumpulkan barang bukti dari lokasi kejadian," ujar Kapolsek Sukolilo, Komisaris Polisi Taufik Yulianto, kepada wartawan di lokasi. Peristiwa tersebut diduga dilakukan oleh sesama kelompok pemuda asal Timor Leste. Dua korban dalam kejadian itu teridentifikasi bernama Ismenio atau akrab disapa Boy dan Ubeldio. Boy ketika ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa, sedangkan Ubeldio sempat mendapat pertolongan dari warga, namun tak terselematkan saat perjalanan menuju rumah sakit. Di lokasi, Tim Identifikasi Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mencari penyebab peristiwa. Dari hasil sementara, korban terluka parah akibat sabetan pedang. "Korban dibawa ke kamar jenazah RSU dr Soetomo untuk dilakukan outopsi agar diketahui luka-luka yang dialami. Kami segera bertindak dan segera mencari tahu pelakunya," kata Taufik. Korban Boy adalah mahasiswa semester 10 jurusan komputer, sedangkan Ubeldio tercatat sebagai mahasiswa jurusan Geologi. Keduanya kuliah di perguruan tinggi swasta berbeda di kawasan Surabaya Timur, namun kos di tempat yang sama di kawasan Klampis Semalang. Diketahui mereka kakak-beradik dalam hubungan keluarga saudara sepupu asal Kota Lospalos, Timor Leste. Sementara itu, ibu kos korban, Fitri mengaku kedua anak kosnya itu Selasa petang terlihat cek-cok dengan teman-temannya sesama warga Timor Leste. Oleh warga perkelahian itu dipisah dan sekelompok pemuda itu pulang. "Saya tidak tahu teman-temannya dari mana. Malah, salah satunya terlihat membawa pedang dan dipisah sama warga. Pedangnya juga diamankan. Saya kira sudah berakhir, tap ternyata masih ada dendam dan sampai seperti ini," katanya. Salah satu rekan korban, Da Silva, mengaku sempat dihubungi Boy melalui pesan singkat atau sms sebelum kejadian. Boy mengaku minta ditemani karena akan didatangi sekelompok pemuda yang diduga juga berasal dari Timor Leste. "Saya memang dihubungi Boy dan bilang mau ditawur. Tapi saya tidak tahu mereka siapa?," katanya sembari mengaku terlambat datang ketika akan menemui Boy karena sudah ditemukan tak bernyawa di pinggir jalan. Ia yakin pembunuhan rekannya itu dilakukan oleh sekelompok pemuda yang kos di kampung lain. Sebab, kata dia, warga Timor Leste di Kampung Klampis Semalang sangat tinggi rasa persaudaraannya karena sering bertemu. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013