Kediri (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, melakukan kegiatan pra-rekonstruksi pembunuhan seorang balita bernama UL, warga Dusun Kalkiawan Barat, Desa Ngino, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Edy Herwiyanto di Kediri, Senin, mengatakan ada sekitar 18 adegan dalam pra-rekonstruksi tersebut. Pelaku melakukan adegan itu mulai dari pulang kerja sampai membuang tubuh korban. "Kami lakukan pra-rekonstruksi di lokasi kejadian. Kami juga lakukan pengawalan yang ketat, sampai kegiatan selesai," katanya. Dalam pra-rekonstruksi tersebut, pelaku memang mendapatkan kawalan yang ketat dari polisi. Adegan demi adegan dilakukan oleh pelaku. Pelaku awalnya sempat tidak mau melakukan adegan, ketika banyak yang menonton, tapi karena oleh polisi harus dilakukan, ia akhirnya mau melakukan. Dalam adegan itu, pelaku diketahui pulang dari kerja. Ia melihat korban yang sedang bermain di sekitar rumahnya, dan langsung menggendong sambil membekap mulutnya dibawa ke belakang rumah. Di lokasi itu, pelaku berbuat asusila. Ia juga membekap mulut korban, hingga ia lemas. Mengetahui itu, ia membuang tubuhnya ke sebuah pekarangan kosong tepi sungai di Dusun Kaliawen Barat, Desa Ngino, Kecamatan Plemahan. Lokasi itu sekitar 50 meter dari rumah korban. Penemuan tubuh korban berawal ketika keluarga mencarinya. Sebab, sampai malam, korban diketahui tidak pulang ke rumah. Keluarga menemukan korban di lokasi itu sudah dalam keadaan lemas dan tidak bergerak. Mereka sempat membawanya berobat ke Rumah Sakit Wilujung, yang ada di Kecamatan Kayen Kidul, untuk memeriksakan kondisi korban. Namun, dokter menyatakan jika korban sudah meninggal dunia. Keluarga mengaku curiga dengan beberapa luka di tubuh korban, sehingga melaporkan hal itu ke polisi, sampai petugas menangkap MS (32), yang juga tetangga korban. Polisi menyimpulkan, korban diduga adalah seorang pedofilia. Indikasinya jika bertemu dengan banyak orang tidak mau (cerita), tapi jika bertemu dengan kondisi santai dan berbicara dengan orang yang dipercayanya, dia mau memberi tahu. Polisi sudah memeriksakan kesehatan jiwanya ke psikiater, namun tidak ada indikasi gangguan kejiwaan, sehingga polisi menduga ia adalah seorang pedofilia. Dalam pra-rekonstruksi tersebut, ratusan warga melihat prosesi tersebut. Keluarga sempat geram ketika mengetahui kejadian yang dilakukan pelaku, tapi karena dijaga ketat polisi, tidak terjadi kericuhan. Kegiatan berlangsung lancar sampai selesai. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013