oleh Budi Santoso
Madinah (Antara) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Madinah menambah satuan baru pemantau bus di Terminal Hijrah, untuk mengantisipasi kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi tentang angkutan jamaah haji.
"Kebijakan lama, angkutan haji dari Indonesia ditangani satu lembaga pengelola transportasi, namun kini lembaga itu menangani juga jemaah haji dari Asia Tenggara termasuk China, Jepang, dan Korea," kata Ketua Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari di Madinah, Senin malam.
Kondisi itu mengakibatkan jadwal penyediaan bus harus dipantau secara ketat, agar sesuai kebutuhan jamaah kita karena satu kloter berbeda jumlah jamaah hajinya, katanya lagi.
Menurut dia, akibat kebijakan baru itu maka pihaknya membentuk satuan pemantau khusus beranggotakan delapan orang yang setiap hari mengkoordinasikan jumlah jamaah yang akan diangkut dari Madinah tujuan Mekah dan Jeddah serta jumlah bus yang harus disediakan agar tidak terjadi kekurangan armada.
Ia mengungkapkan, ada satu kasus dalam satu kloter memerlukan 10 bus, tetapi yang datang hanya delapan bus, sehingga perlu dikoordinasikan kembali untuk menambah bus lagi.
"Kebijakan baru itu baru diketahui setelah ada rapat dengan Muasasah (badan yang mengurus jamaah haji sebagai pengganti syekh di Arab Saudi, Red) pada hari kelima pelaksanaan transportasi haji, sehingga kami segera membentuk satuan khusus untuk memantau ketersediaan bus itu," katanya lagi.
Kebijakan baru itu, menurut Jauhari, membuat kesepakatan dengan sejumlah perusahaan angkutan bus yang sebelumnya telah menyatakan siap meningkatkan pelayanan menjadi sulit diterapkan.
"Kami sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan angkutan yang siap menyediakan bus-bus baru dengan fasilitas toilet dan air untuk berwudu, tetapi saat kita perlu angkutan yang diperintahkan untuk melayani dari perusahaan lain tidak mengikat kontrak dengan kita," kata dia.
Selain itu, hanya petugas khusus dari pengelola transportasi Arab Saudi yang berhak memerintahkan untuk mengeluarkan bus dari Terminal Hijrah.
"Bus sudah siap, tetapi petugas itu bisa jadi terlambat datang untuk menjemput, sehingga berakibat bisa terjadi keterlambatan. Ada petugas di Terminal Haji untuk mendorong agar tidak terjadi keterlambatan jemputan," ujarnya lagi.
Sampai Senin malam waktu Madinah, jumlah jamaah haji yang masuk Kota Madinah mencapai sekitar 72.000 orang, dan sekitar 25.000 di antaranya sudah menyelesaikan Shalat Arbain dan telah bergerak ke Mekkah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013