PBB, (Antara/AFP) - Sekjen PBB Ban Ki-moon, Selasa mengatakan ia akan mendesak para menteri luar negeri Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis dan China melakukan tindakan bersama mengenai krisis Suriah dalam satu pertemuan pekan depan. Ia mengeluarkan pengumuman itu saat para utusan PBB dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB gagal mengatasi perbedaan pendapat mengenai satu resolusi menghancurkan senjata-senjata kimia Suriah. Lima negara besar itu berbeda pendapat menyangkut perang di Suriah sejak protes terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai Maret 2011. Ban mengatakan serangan-serangan menggunakan senjata-senjata kimia yang dilarang itu, yang membuat Amerika Serikat mengancam akan melancarkan serangan militer, hanya "puncak gunung es" dalam krisis Suriah. Ia, dalam jumpa wartawan mengatakan Dewan Keamanan harus bersatu dan negara-negara besar perlu melihat "lebih luas" konflik Suriah dan menangani akibat pertempuran yang luas dan jumlah pengungsi yang meningkat begitu juga penderitaan masyarakat. Sekjen PBB itu mengatakan ia akan bertemu dengan menlu-menlu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu di New York pekan depan di sela-sela KTT Majelis Umum PBB pada 25 September. Ban akan bertemu dengan Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk membicarakan satu kemungkinan konferensi perdamaian untuk mengakhiri apa yang ia sebut "krisis terburuk kita alami selama bertahun-tahun." Perundingan dengan Kerry dan Lavrov diperkirakan akan dilakukan pada 28 September. Para anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu melakukan perundingan-perundingan baru mengenai satu resolusi mendukung satu kesepakatan Rusia-AS yang bertujuan untuk menghancurkan senjata-senjata kimia Suriah. Prancis, Inggris dan AS menuntut dilakukan tindakan-tindakan wajib sesuai dengan Bab VII Piagam PBB jika Bashar tidak mentaati rencana pemusnahan senjata itu, kata para diplomat. Rusia tetap menentang usul tindakan militer, kata mereka. Satu rancangan resolusi Prancis sedang dibahas mengusahakan tindakan Bab VII yang mungkin terbatas pada sanksi-sanksi ekonomi atau mengizinkan penggunaan kekuatan militer. Rancangan itu juga menyeru masalah serangan senjata kimia Suriah diajukan ke Pengadilan Pidana Internasional. Rusia dan China telah memveto tiga resolusi Barat dalam 30 bulan belakangan ini yang berusaha meningkatkan tekanan terhadap Bashar tanpa memberlakukan sanksi-sanksi. Lavrov mengatakan ketika menyetujui rencana pemusnahan senjata itu dengan Kerry di Jenewa Sabtu akan ada satu resolusi sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab VII tetapi bukan ancaman kekuatan militer. Akan tetapi Menlu Rusia itu, Selasa mengatakan, negaranya tidak akan menyetujui setiap tindakan berdasarkan Bab VII itu. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013