Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa timur, mengimbau kepada para petani setempat untuk menanam palawija pada musim kemarau yang mulai berlangsung saat ini guna menghindari kerugian. "Persediaan air waduk saat ini sudah berkurang sehingga lebih baik petani tidak menanam padi. Mereka lebih baik menanam palawija di Musim Kemarau II saat ini agar tidak gagal panen akibat kekurangan air," ujar Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Madiun, Antonioes Djaka, Sabtu. Menurut dia, kondisi tiga waduk besar di Kabupaten Madiun saat ini volume airnya sudah menyusut drastis. Ketiga waduk tersebut adalah, Waduk Notopuro, Waduk Saradan, dan Waduk Dawuhan. Sesuai data yang ada, Waduk Notopuro di Pilangkenceng, ketinggian airnya turun dari 3,76 Meter menjadi 2,77 Meter. Sedangkan, volumenya turun sekitar 40 persen dari normal yang mencapai 507.000 meter kubik menjadi 291.000 meter kubik. Waduk ini bertugas mengairi seluas 2.433 hektare sawah di Kecamatan Pilangkenceng. Kemudian, Waduk Saradan di Pilangkenceng, jumlah airnya turun dari 564.200 meter kubik menjadi 303.000 meter kubik saja. Sawah yang bergantung dari waduk ini luasnya mencapai 980 hektare. Sedangkan, Waduk Dawuhan di Kecamatan Wonoasri, volume sebelumnya 4.412.000 meter kubik, masih tersisa 4.041.000 meter kubik. "Sudah berkurang lebih dari 380.000 meter kubik, tapi airnya masih bisa dialirkan keluar waduk untuk pengairan sawah," kata Anton. Ia menambahkan, saat ini dinas sudah mulai menutup pintu air untuk Waduk Dawuhan dan Waduk Notopuro. Hal ini untuk mempertahankan jumlah air di dalam waduk dan demi stabilitas bangunan waduk itu sendiri. Meski begitu, air yang ada saat ini masih bisa untuk mengairi sawah dengan kemampuan sekitar 10 hari. "Air masuk dan keluar kira-kira tahan 10 harian. Kalau sudah kritis, waduk akan ditutup total," terang Anton kepada wartawan. Jika musim kemarau sudah memuncak, lanjut dia, air untuk irigasi sawah dipastikan semakin sulit didapat warga. Karena itu dia mengimbau agar para petani menanam palawija karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi. "Sumur pompa dalam maupun pantek yang sudah disiapkan juga tidak bisa mencukupi jika petani tetap menanam padi. Jadi lebih baik petani tanam palawija saja, seperti jagung, kedelai, ketela, dan tanaman tahan kering lainnya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013