Kota Gaza (Antara/Xinhua-OANA) - Mesir, Jumat, tetap menutup perbatasannya dengan Jalur Gaza untuk hari kedua berturut-turut, guna mencegah orang Palestina meninggalkan atau kembali ke daerah kantung tersebut melalui tempat penyeberangan utamanya di Rafah.
Maher Abu Sabha, Direktur Dinas Penyeberangan di Jalur Gaza --yang dikuasai HAMAS, mengatakan di dalam surel Mesir telah memberitahu pemerintahnya bahwa tempat penyeberangan Rafah akan tetap ditutup pada Jumat.
Ihab Al-Ghussein, Juru Bicara bagi Pemerintah HAMAS, sebelumnya telah mengatakan penutupan pos Rafah adalah akibat dari "peristiwa keamanan yang terjadi di Mesir".
Pernyataannya dikeluarkan sebagai rujukan kepada tindakan militer Mesir baru-baru ini untuk membubarkan aksi-duduk yang diselenggarakan di Mesir oleh pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.
Sejak militer Mesir menggulingkan Moursi pada Rabu (3 Juli), perjalanan melalui gerbang utama Jalur Gaza ke dunia luar telah dibatasi buat pemegang paspor asing, izin tinggal luar negeri dan pasien.
Jam kerja di wilayah Mesir di pos penyeberangan itu dikurangi jadi empat jam per hari dan hari kerja berselang-seling, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Sebelum Juli, sebanyak 1.200 orang biasa meninggalkan Jalur Gaza melalui Rafah, tapi saat ini, Pemerintah HAMAS menyatakan rata-rata 300 orang menyeberangi pos Rafah ke wilayah Mesir.
Pada Rabu (14/8), HAMAS --cabangan gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina-- mengutuk aksi pembersihan oleh pasukan keamanan Mesir atas dua kamp aksi-duduk pro-Moursi, yang telah didirikan 45 hari lalu di Ibu Kota Mesir, Kairo, dan Giza. Moursi berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Menurut satu pernyataan HAMAS, pembubaran itu adalah "pembantaian yang mengerikan". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013