Kairo (Antara/AFP) - Pasukan keamanan, Rabu, memasuki dua kamp protes Kairo yang didirikan oleh para pendukung presiden terguling Mohamed Moursi, melancarkan tindakan keras yang segera menjadi pertumpahan darah yang menewaskan puluhan orang.
Kurang dari tiga jam setelah gas air mata menghantam tenda-tenda para pemrotes di kamp bundaran Rabaa al-Adawiya, Kairo timur, seorang koreponden AFP menghitung setidaknya ada 43 mayat di satu kamar mayat yang dibangun oleh para dokter yang menangani satu rumah sakit lapangan dan merawat sejumlah korban cedera.
Semua korban yang tewas adalah pria, banyak akibat terkena tembak.
Operasi dimulai segera setelah Rabu pagi ketika pasukan keamanan mengepung bundaran Rabaa al-Adawiya dan satu lokasi protes serupa di bundaran Al-Nahda, di tengah ibu kota Mesir itu.
Para saksi mata dan seorang koresponden AFP setelah penembakan gas air mata itu melaporkan pasukan keamanan memasuki Rabaa al Adadiya, yang menimbulkan kepanikan di kalangan ribuan pemrotes yang membangun kamp segera setelah Moursi digulingkan militer 3 Juli.
Pria-pria yang mengenakan masker gas merebut kaleng itu dan mencelupkannya ke peti kemas air, sementara di panggung utama dekat masjid kamp itu mengumandangkan lagu-lagu Islam dan para pemrotes meneriakkan "Allahuakbar".
Bentrokan segera meletus antara para pemrotes dan pasukan keamanan di satu sisi kamp itu, dengan suara tembakan senjata otomatis terdengar di taman itu. Tidak segera jelas siapa yang menembak itu.
Gambar televisi menunjukkan mereka yang cedera dibawa ke satu pusat medis serta polisi menarik para pemrotes, yang menolak sejumlah ultimatum oleh pemerintah yang dibentuk militer untuk menghentikan demonstrasi-demonstrasi mereka.
Para pemimpin protes yang mengenakan masker gas berdiri di satu panggung sementara kelompok orang yang mengenakan pelindung muka berdiri menghadapi gas air mata saat buldoser-buldoser merobohkan kamp itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013