Kabupaten Gresik dikenal memiliki banyak tempat bersejarah peninggalan budaya Islam zaman dahulu, sehingga di wilayah itu pun banyak memiliki lokasi wisata religi. Sebut saja yang sudah dikenal secara luas adalah makam Sunan Giri atau dikenal dengan Raden Paku, serta makam Sunan Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Magribi. Dari sekian banyaknya keberadaan makam Sunan atau Wali di wilayah itu, ada satu makam yang menjadi bukti penyebaran agama Islam kali pertama di Nusantara. Bahkan di salah satu literatur sejarah menyebutkan, makam itu juga dianggap sebagai bukti masuknya Islam kali pertama di wilayah Asia Tenggara. Makam itu adalah makam Siti Fatimah Binti Maimun atau dikenal dengan makam panjang yang berada di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Sesuai catatan Wikipedia Indonesia, Siti Fatimah Binti Maimun merupakan salah seorang tokoh yang menyiarkan agama Islam di Jawa, dan lahir di Malaka pada tahun 1064 Masehi. Ahli Sejarah Kabupaten Gresik, Ahmad Fathoni mengatakan, bukti yang bisa menjadi landasan bila makam itu merupakan makam penyebar Islam tertua di Asia Tenggara adalah tulisan yang tertera pada nisan makam. Selain itu, cungkup makam yang memiliki nilai arsitektur tinggi dan bagian kaki serta badan bangunan yang dihiasi dengan lipatan persegi, menunjukan makam ini adalah hasil karya tertinggi di zamannya, atau memiliki derajat yang penting di kala itu. Bukti lain yang bisa dijadikan landasan adalah nisan makam yang dihiasi dengan pahatan kaligrafi bergaya tulisan Arab Kufi. Tulisan itu menujukan tulisan Arab yang tertua di Asia Tenggara. "Dalam nisan itu tertulis kalimat basmalah dan ayat Al Quran Surat Ar Rahman ayat ke-26, serta surat Ali Imran ayat ke-185, dan diakhiri dengan bacaan 'shadaqallahu wa shadaqa rasulu al Karim'," tuturnya. Juru kunci Makam, Abdullah mengatakan, makam Fatimah Binti Maimun kali pertama ditemukan oleh peneliti asal Belanda JP Moquette, tahun 1911. "Makam ini merupakan salah satu makam Islam yang bisa mengungkapkan kejayaan Kabupaten Gresik di masa lalu, dan merupakan yang tertua," ujarnya. Ia menceritakan, Siti Fatimah Binti Maimun merupakan perempuan pejuang Islam yang meninggal di usia muda. Dalam perjalananya menyebarkan agama Islam, Siti Fatimah tidak memiliki waktu banyak, sebab di tengah perjalanan, dirinya bersama sejumlah pengikutnya terkena penyakit yang disebut dengan Toun atau Pageblok, sehingga sedikitnya 13 pengikutnya meninggal dunia termasuk Siti Fatimah. "Meski demikian, ajaran Islam yang dibawa Fatimah sudah menyebar ke berbagai daerah termasuk negara tetangga, sehingga setiap harinya makam ini tidak pernah sepi, karena selalu ada peziarah yang datang. Bahkan, dari luar negeri seperti dari Malaysia, Singapura dan sejumlah negara di Asia," ungkapnya. Sementara itu, untuk menuju lokasi makam, jarak dari pusat Kota Gresik sekitar 5 kilometer menuju arah barat atau Kecamatan Manyar, lokasi makam berada di bibir pantai laut utara jawa. Kurang Perawatan Keberadaan makam Siti Fatimah tidaklah terawat seperti makam Sunan Giri atau Maulana Malik Ibrahim, selain itu tempat parkir peziarah di sekitar makam pun juga tidak layak. Oleh karena itu, Pemkab Gresik berencana mengajukan anggaran perbaikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2013 dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014 dengan total anggaran perbaikan mencapai Rp1 miliar. "Total anggaran perbaikan akan diperuntukan bagi perbaikan objek wisata religi di beberapa tempat, seperti makam Fatimah Binti Maimun di Desa Leran Kecamatan Manyar," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Gresik, Siswadi Apnianto. Perbaikan lokasi makam Fatimah Binti Maimum akan difokuskan pada pembuatan lokasi parkir, sebab banyak peziarah yang kesulitan ketika memarkir kendaraannya karena tidak tersediannya lokasi parkir. Ia berharap, dengan adanya perbaikan lokasi wisata religi akan meningkatkan kontribusi PAD Gresik yang selama ini hanya mendapatkan Rp2 miliar per tahun dari sejumlah wisata religi.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013