Tulungagung (Antara Jatim) - Delapan imigran diduga ilegal asal Iran ditemukan terapung dan terdampar di lepas Pantai Sine, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa dini hari. Antara di Tulungagung, Selasa melaporkan, ke delapan imigran yang terdiri dari dua pria dewasa, tiga wanita dewasa dan tiga anak-anak (balita) tersebut ditemukan seorang nelayan Tulungagung terombang-ambing di tengah laut, tanpa satupun awak kapal. Sempat mencuat dugaan, kapal jenis slerek berpenumpang imigran asal Iran itu mengalami mati (kerusakan) mesin atau kebocoran pada salah satu lambung kapal. "Kapal ini terdampar di lepas Pantai Sine dalam keadaan bocor," terang Kapolres Tulungagung, AKBP Whisnu Hermawan Februanto. Tidak dijelaskan secara detail bagaimana kondisi para imigran gelap tersebut saat pertama kali ditemukan. Whisnu hanya menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan adanya perahu nelayan berpenumpang imigran asal Timur Tengah, sekitar pukul 03.00 WIB, sehingga satu regu polisi dikerahkan ke lokasi penemuan untuk melakukan evakuasi. "Dini hari itu juga langsung kami lakukan penjemputan, sedangkan kapalnya yang mengalami kerusakan saat ini masih coba kami tarik ke tepi pantai," jelasnya. Belum ada satupun tersangka ditetapkan dalam upaya penyelundupan manusia menuju Australia tersebut. Whisnu mengatakan, awak kapal (ABK) yang mengangkut kedelapan imigran saat ini masih dalam upaya pengejaran polisi, dan diduga saat ini kabur bersembunyi di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. "Informasinya ada tiga orang ABK yang kabur. Mereka sampai saat ini masih dalam pengejaran petugas," kata dia. Sesaat setelah dibawa ke daratan, kedelapan imigran asal Timur-Tengah yang terdiri dari dua keluarga itu sempat diistirahatkan sejenak di rumah salah satu nelayan Sine, sebelum kemudian dievakuasi lagi menuju Mapolres Tulungagung. Dua perempuan di antaranya sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, karena menderita kelelahan dan hamil tua. "Kami sudah berada di Indonesia sejak 1 Mei (2013) dan berencana pergi ke UN (United Nation/PBB) untuk tinggal di sana," jawab Hada Lavatse, salah satu imigran perempuan yang tengah hamil tua, dalam perbincangan menggunakan Bahasa Inggris dan Arab. Ia menolak dikatakan hendak menuju Australia, tapi mengatakan jika ingin pergi ke UN (PBB) tanpa mengetahui lokasinya maupun tujuan akhir mereka. "Silahkan tanya ke suami saya saja," sergah Hada menolak dikonfirmasi lebih jauh menyangkut tujuan dan kepentingan mereka bermigrasi ke negara lain.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013