Bojonegoro (Antara Jatim) - Panen raya tanaman tebu di Bojonegoro seluas 1.670 hektare akan berlangusng pertengahan Agustus.
"Panen raya tebu seharusnya berlangsung mulai Mei, tapi mundur menjadi pertengahan Agustus karena terganggu hujan," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Khoirul Insan, Selasa.
Padahal, menurut dia, hasil pemeriksaan atas tanaman tebu di daerahnya yang dilakukan pabrik gula pada awal Juni diketahui rendemen tebu mencapai 7,5 persen.
"Tapi hasil pemeriksaan terakhir rendemen tebu rata-rata cenderung turun hanya 7 persen karena masih terganggu hujan," katanya.
Menurut dia, rendemen tanaman tebu tahun ini yang hanya 7 persen lebih rendah dibandingkan rendemen tanaman tebu panenan tahun lalu yang bisa mencapai 8 persen.
"Di beberapa wilayah sudah ada panen, tapi sifatnya belum menyeluruh baru sekitar 20 persen dari seluruh luas tanaman tebu yang ada," jelasnya, didampingi Sinder Kebun Wilayah IV Bojonegoro PTPN X Erwanto.
Erwanto menyebutkan tanaman tebu yang masuk wilayahnya dengan luas 304 hektare, di antaranya sudah ada yang mulai panen, seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem dan Dander.
Hanya saja, menurut dia, panen tidak bisa berlangsung maksimal karena kesulitan memperoleh tenaga kerja pemanen tanaman tebu.
"Tenaga kerja banyak yang tidak mau karena puasa, sehingga panen raya akan berlangsung usai lebaran sekitar pertengahan Agustus," kata Erwanto, menegaskan.
Data di Dishutbun setempat, lima pabrik gula yang membuka lahan tanaman tebu seluas 1.670 hektare bermitra dengan petani yaitu Pabrik Gula (PG) Jombang Baru Jombang, PG Lestari Kertosono, PG Purwodadi Magetan, PG Sundono Nganjuk, dan PG Rejoagung Madiun.
"Pola kemitraan yang sudah berjalan, di antaranya ada petani yang langsung memperoleh dana awal dari pabrik gula berkisar Rp5,5 juta-Rp6 juta per hektare. Perhitungan bagi hasilnya biasanya berkisar 40 persen-45 persen untuk petani dan 55 persen-60 persen untuk pabrik gula," jelasnya.
Ia menjelaskan saat ini harga gula di tingkat petani cukup bagus mencapai Rp9.800/kilogram, sehingga para petani di daerahnya diuntungkan dengan menanam tebu.
"Pengembangan tanaman tebu ini sebagai usaha menunjang swasembada gula secara nasional pada 2014," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013