Kairo (Antara/Reuters) - Lima polisi Mesir ditembak mati Jumat dalam insiden-insiden terpisah di kota El-Arish, Sinai Utara, kata beberapa sumber medis, setelah orang-orang bersenjata membunuh seorang prajurit dalam serangan terpisah di sebuah kota berdekatan. Polisi-polisi itu ditembak oleh orang-orang bersenjata ketika mereka sedang menjaga sebuah kantor pemerintah, sebuah pos pemeriksaan di pinggiran selatan kota itu dan rumah sakit, kata sumber-sumber itu. Belum jelas apakah serangan-serangan itu terkoordinasi dan merupakan pembalasan atas penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer pada Rabu. Pasukan dan pendukung Mursi juga bentrok di ujung lain Semenanjung Sinai, di kota-kota Suez dan Ismailia di Terusan Suez, kata beberapa saksi dan sumber keamanan. Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di perbatasan dengan Israel. Presiden baru Mesir Mohamed Mursi berjanji memulihkan ketertiban. Pasukan disiagakan di semenanjung itu, kata seorang juru bicara militer, namun ia membantah laporan surat kabar pemerintah Al-Ahram bahwa keadaan darurat telah diberlakukan di provinsi-provinsi Suez dan Sinai Selatan. "Kami sudah siap di wilayah strategis penting ini," kata satu sumber militer. "Pengumuman itu hanya untuk menjamin pasukan dan penduduk kami bahwa kami siap di Sinai. Juga di Suez, kami selalu dalam keadaan siaga," tambahnya. Kepala Otoritas Terusan Suez, yang mengawasi rute perdagangan utama dunia, mengatakan, wilayah perairan itu beroperasi seperti biasa tanpa gangguan bagi lalu-lintas kapal barang. Menurut Mohab Mameesh, 48 kapal melewati terusan itu pada Jumat. Pasukan keamanan mengatakan, satu prajurit tewas dan dua lain cedera ketika sebuah kantor polisi di Rafah di perbatasan dengan Jalur Gaza diserang tembakan roket. Pos polisi itu terletak di dekat markas lokal intelijen militer. Sebelumnya, penyerang menembakkan granat roket ke pos pemeriksaan militer yang menjaga bandara El Arish. Militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun yang berpenduduk jarang itu, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013