Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo membantah bahwa relokasi warga Syiah Sampang ke kawasan Rusunawa Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, merupakan pengusiran, karena pemindahan itu bebas.
"Awalnya, mereka ada masalah psikologis dengan masyarakat, lalu kita tawari pindah, tapi prinsipnya bebas, karena itu hanya 52 orang yang mau, tapi sekarang 63 orang," katanya di Surabaya, Rabu.
Di sela-sela Kuliah Tjokroaminoto bertajuk "Pemikiran Soekarno di Tengah Iklim Neoliberalisme" yang digelar Fisip Unair dan "Prisma Resources Center" itu, ia mengatakan jumlahnya tidak mungkin bertambah jika tak nyaman.
"Itu (kasus Syiah Sampang) bukan masalah Sunni-Syiah, tapi masalah kultural, karena Syiah di Bondowoso, Pasuruan, atau tempat lain di Jatim juga tidak ada masalah," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga menangani warga Syiah Sampang bukan dalam masalah akidah/agama, karena masalah akidah/agama merupakan urusan pemerintah pusat (Menteri Agama).
"Urusan gubernur itu hanya masalah kemanusiaan, bagaimana mereka hidup layak. Soal bagaimana mereka bisa diterima masyarakat Sampang, saya kira itu soal komunikasi kultural yang tidak mudah," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013