Bangkalan (Antara Jatim) - Sekelompok pemuda dan mahasiswa yang mengata namakan diri Forum Pemuda Bangkalan (FORMULA), Senin, berunjuk rasa ke kantor Dinas Pendidikan setempat, meminta agar institusi itu membebaskan biaya pada pada penerimaan siswa baru (PSB) tahun ini. Massa datang ke kantor Disdik Bangkalan dengan membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi tuntutan mereka. Selain berorasi, mereka juga membagi-bagikan brosur yang berisi tuntutan pengunjuk rasa. "Kami datang kesini untuk meminta kepada Dinas Pendidikan di Bangkalan ini agar membebaskan semua biaya pendidikan, sehingga warga miskin di Bangkalan bisa mengenyam pendidikan hingga di tingkat SMA," kata juru bicara pengunjuk rasa, Rudiyanto. Selain itu, para pemuda ini juga meminta agar Disdik Bangkalan menghapus semua bentuk pungutan atas nama kepentingan pendidikan, khususnya kepada calon siswa baru, baik untuk lembaga pendidikan tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) maupun tingkat SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Rudiyanto menjelaskan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, pihaknya banyak menemukan adanya praktik pungulan liar (pungli) dalam penerimaan siswa baru di sejumlah sekolah, terutama sekolah negeri favorit. "Modus pungutan yang biasa dilakukan selama ini biasanya untuk alasan uang gedung dan daftar ulang, ini jelas sangat memberatkan siswa dan wali murid," ucapnya. Oleh karenanya, pihaknya meminta agar hal itu tidak terulang lagi pada penerimaan siswa baru tahun ini. Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Mohamad Muhni mengatakan, pada penerimaan siswa baru tahun ini pihaknya memang tidak akan melakukan pungutan biaya pendidikan satu rupiahpun. Bahkan, di Pemkab Bangkalan kata dia, semua bentuk biaya di berbagai tingkatan pendidikan telah dibebaskan, berdasarka peraturan bupati. Penerimaan siswa Baru di sekolah favorid mulai tingkat SD, SMP, SMA dan SMK tanpa dipungut biaya alias gratis. "Yang jelas pada PSB kali ini semua biaya gratis dan kami akan bersikap profesional. Mereka yang akan diterima di sekolah negeri favorit nanti hanya siswa yang memiliki kemampuan akademik bagus," katanya menjelaskan. Sebelumnya Sekretaris Disdik Bangkalan M Kamil menjelaskan, program biaya pendidikan gratis itu dimaksudkan untuk mendorong partisipasi anak usia sekolah dalam pendidikan formal. "Sebab berdasarkan data di Disdik Bangkalan ini angka partisipasi kasar usia 16 hingga 18 tahun, anak yang sekolah masih 36 persen dari jumlah penduduk seusia itu," katanya. Itu artinya, sambung Kamil, angka anak yang sekolah masih sedikit. Sehingga Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad mempunyai program untuk menggratiskan biaya sekolah hingga tingkat SMA dan yang sederajat. Hal itu dimaksudkan agar partisipasi anak belajar di lembaga pendidikan formal terus meningkat dan tidak ada anak usia sekolah yang putus sekolah dengan alasan tidak punya biaya. Selain biaya pendidikan gratis, Disdik juga berupaya untuk melakukan pemerataan kualitas pendidikan antara di perkotaan dan diperdesaan. Salah satunya dengan cara pemerataan guru dan pemerataan sarana dan prasara pendidikan antara kota dan desa. Kebijakan lainnya, Disdik juga akan memberikan akses seluas-luasnya kepala lembaga pendidikan swasta untuk lebih maju dan berkembang dengan cara mengirimkan guru berstatus PNS untuk diperbantungan mengajar. "Ini sesuai dengan usulan kalangan anggota DPRD Bangkalan yang menyarankan kepada kami agar Disdik juga bisa memberdayakan sekolah swasta, karena lembaga-lembaga itu juga banyak memberikan kontribusi, dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa ini," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013