Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Samsul Ashar minta para pedagang kaki lima (PKL) penerima bantuan rombong agar tak menjual sarana berdagang tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencari nafkah. "Tidak boleh dipindahtangankan atau dijual kepada orang lain. Ini (bantuan) dipakai supaya kita tidak 'soro-soro' (susah) ketika krisis ekonomi melanda," katanya saat memberikan bantuan itu di kantor Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Selasa. Ia mengakui, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara tidak langsung telah berdampak pada meningkatnya harga bahan pokok. Untuk itu, pemerintah memberikan program dengan rombong itu, agar masyarakat lebih berdaya secara ekonomi. Pihaknya juga meminta agar masyarakat tidak meminjam uang pada rentenir. Mereka bisa memanfaatkan koperasi jika ingin meminjam modal dan dipastikan akan difasilitasi. Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan program bantuan langsung sementara miskin (BLSM). Untuk besarnya, akan dibahas. Diharapkan, mereka terutama warga miskin bisa memanfaatkan untuk modal berdagang. Pemerintah Provinsi Jatim memberikan bantuan berupa 286 rombong PKL dan perlengkapan untuk toko kepada warga, sejumlah rombong yang dibagikan itu. Bantuan itu dimotori oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim. Hadir dalam acara itu, Heri yang merupakan perwakilan dari Disperindag Jatim. Sejumlah warga penerima bantuan mengaku terbantu dengan program pemerintah itu. Kusiani (56) warga Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto misalnya, akan membuat usaha jus buah dengan rombong yang baru ia terima. "Nantinya mau jualan jus buah. Kami tidak akan menjualnya," kata Kusiani. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013