Madiun (Antara Jatim) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan dana untuk membangun tiga proyek monorel guna sarana transportasi di wilayah Jabodetabek, Bandara Soekarno-Hatta, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, mencapai Rp12 trilun. "Monorel yang akan dioperasikan di wilayah Jabodetabek membutuhkan dana sebesar Rp7 triliun, sedangkan untuk monorel rute Bandara Soekarno-Hatta dan monorel peti kemas di Tanjung Perak, Surabaya membutuhkan dana masing-masing sebesar Rp2,5 triliun," ujarnya saat meninjau fisik monorel di PT INKA, Madiun, Senin. Adapun dana tersebut berasal dari konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Adhi Karya, PT INKA, PT Jasa Marga, PT LEN Industri, PT Telkom, dan PT Angkasa Pura 2. Menurut dia, setelah contohnya resmi diluncurkan, PT INKA siap memproduksi massal monorel tersebut untuk umum. Pihaknya menjamin untuk monorel rute Bandara Soekarno-Hatta akan bisa dioperasikan dalam waktu 18 bulan atau tahun 2015 setelah nota kesepahaman dilakukan. "Sedangkan monorel wilayah Jabodetabek masih memerlukan perizinan dari instansi-instansi pemerintah yang terkait," kata Dahlan. Ia menjelaskan transportasi monorel sengaja dipilih sebagai sebuah solusi terhadap masalah kemacetan yang semakin parah di wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Demikian juga, dengan diresmikannya monorel non-penumpang untuk angkutan kontainer diharapkan akan mengurangi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," kata dia. Selain itu, lanjut Dahlan, monorel sengaja dipilih karena biayanya yang sangat murah jika dibandingkan dengan sistem transportasi lain. "Ia juga tidak memakan lahan karena lahannya kan di atas. Juga tergolong murah karena ukurannya dua kali lebih besar dibandingkan monorel di Kualalumpur, Malaysia. Adapun kapasitas tiap gerbongnya mencapai 200 orang," katanya. Sementara, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menambahkan monorel wilayah Jabodetabek saat ini masih diurus perizinannya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013