Surabaya (Antara Jatim) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur menyarankan kepada masyarakat agar pendidikan tentang narkoba diberikan sejak usia dini, khususnya di tingkat sekolah dasar, agar mereka bisa mencegah penyalahgunaan narkoba. "Keterampilan menolak narkoba seharusnya diajarkan sebelum anak berusia sembilan tahun, atau selambat-lambatnya pada usia 12 tahun," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Jatim, AKBP Debora Djihartin, di sela menjadi pembicara dalam Seminar Nasional "Meneropong Perilaku Generasi Muda Indonesia Masa Kini" di Universitas Pelita Harapan Surabaya, Sabtu. Dia menjelaskan, anak-anak di bawah usia 15 tahun sangat berisiko tertinggi untuk mulai menggunakan narkoba. Di samping itu, 90 persen dari kelompok "coba pakai" narkoba berasal dari pelajar dan mahasiswa. Menurut dia, masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa dan diikuti perubahan fisik, mental dan sosial. Dengan perubahan ini, kata Debora, remaja sering mengalami ketegangan, perasaan tertekan, keresahan, kebingungan dan frustasi, sehingga berisiko tinggi menyalahgunakan narkoba. Ia mengungkapkan, pada 2009, BNN melakukan survei bahwa kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 3.367.080 atau 1,99 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Dari jumlah itu, 1,1 juta pengguna narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa. "Sebuah bukti bahwa pelanggan narkoba paling banyak ada di usia produktif. Hal ini tentu memprihatinkan dan kami berharap ke depan bisa diminimalisasi agar tidak semakin meluas," katanya. Mantan Wakapolres Mojokerto tersebut juga menyarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan anaknya dalam bergaul. Dari data yang dimilikinya, ternyata orang tua adalah orang yang terakhir tahu tentang masalah narkoba pada anaknya. "Ini fakta, ternyata orang tua orang yang paling akhir mengetahui. Ini yang harus diubah dan orang tua harus lebih memperhatikan anaknya," kata Debora. Sementara itu, dalam seminar yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan tersebut juga menghadirkan Konsultan HIV/AIDS Christian Conference of Asia (CCA) Hong Kong, dr. Alphinus R. Kambodji, serta Dekan Fakultas Psikologi UPH Prof. Dr. Marthen Pali, M. Psi. Dalam kesempatan yang sama juga digelar testimoni dari salah seorang ODHA asal Malang. Dalam testimoninya, pria berinisial AL tersebut mengimbau agar generasi muda saat ini tak menirunya dan segera meninggalkan dunia narkoba sebelum terjebak lebih dalam. "Saya sangat menyesal menjadi seperti sekarang, dan semoga generasi muda lebih baik. Jangan pernah pula mencoba narkoba, apapun alasannya. Sebab sekali saja maka resikonya sangat tinggi," kata pria yang sejak 2007 divonis terjangkit HIV tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013