Ngawi (Antara Jatim) - Sejumlah titik di jalur Jalan Raya Ngawi-Solo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami kemacetan akibat tertutup kendaraan yang sedang mengantre solar bersubsidi di SPBU setempat. Kemacetan didominasi oleh kendaraan besar seperti bus serta truk yang "mengular" hingga mencapai lima kilometer lebih. Para petani dengan membawa jerigennya dan mobil pribadi yang berbahan bakar solar juga ikut mengantre. Petugas SPBU di Jalan Raya Ngawi-Solo, Desa Sidowayah, Kedunggalar, Ngawi, Agus, Jumat, mengatakan BBM bersubsidi jenis solar sulit dicari sejak sepekan terakhir. "Pasokan solar dari Pertamina memang dibatasi. Biasanya bisa dikirim 16 kilo liter setiap kali DO, kini hanya tinggal setengahnya. Akibatnya solar sulit dicari dan pada ngantre," ujar dia kepada wartawan. Guna mengurai kemacetan di jalur antarprovinsi tersebut, petugas Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi terpaksa memberlakukan sistem buka dan tutup jalan. Polisi juga menyediakan sejumlah jalur alternatif bagi kendaraan pribadi dari arah Solo yang akan menuju Madiun dan Magetan untuk mengurangi kemancetan. "Kemacetan terjadi karena adanya antrean kendaraan solar di SPBU yang baru saja menerima pasokan dari Pertamina. Macet sudah terjadi sejak pagi, beruntung sekarang sudah dapat diatasi dengan sistem buka tutup dan tutup jalan serta jalur alternatif," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi, AKP Gatut Wibowo. Hal serupa juga terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Madiun. Antrean hingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas terjadi di SPBU Sangen, Geger, yang terdapat di Jalan Raya Madiun-Ponorogo dan SPBU Klitik, Wonoasri, yang berada di Jalan Raya Madiun-Surabaya. Kapolres Madiun AKBP Yusuf, mengatakan, pihaknya telah menugaskan anggotanya untuk mengatur arus lalu lintas agar antrean kendaraan di SPBU tersebut tidak membuat macet. "Kami juga menempatkan sejumlah personel untuk mengamankan SPBU guna menghindari keributan yang mungkin terjadi saat antre solar. Masing-masing SPBU yang rawan akan dijaga tiga hingga empat personel," kata AKBP Yusuf. Menurut dia, penjagaan akan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Tergantung dari situasi di lapangan dan kebijakan pemerintah pusat terkait pendistribusian BBM bersubsidi tersebut. Seperti diketahui, kuota solar bersubsidi tahun ini dipastikan berkurang dari tahun sebelumnya akibat menyesuaikan kuota BBM subsidi yang telah ditetapkan dalam APBN 2013. Untuk wilayah Jawa Timur, kuota solar bersubsidi tahun 2013 hanya sebesar 1,91 juta Kilo Liter (KL). Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2012 sebesar 2,08 juta KL. Demikian juga, sesuai penugasan pemerintah, kuota solar bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Pertamina tahun ini lebih rendah 8,3 persen dibandingkan dengan realisasi penyaluran tahun lalu. Secara nasional, kuota solar bersubsidi tahun 2012 sebesar 15,56 juta KL, turun menjadi 14,28 juta KL pada tahun ini. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013