Malang (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta I Malang, Jawa Timur, menyatakan, masih banyak warga di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo mengabaikan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS), sehingga ketika air sudah meluap mereka baru panik. "Sistem peringatan dini ini dipasang untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui aliran Sungai Bengawan Solo, namun sayangnya masyarakat masih banyak yang mengabaikannya," kata juru bicara dan Humas PJT I Malang Tri Hardjono di Malang, Kamis. Menurut dia, PJT I telah memasangan sebanyak 35 unit EWS di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dengan tujuan agar warga yang bermukim di sekitar aliran sungai itu bisa segera mengungsi jika sungai meluap. Ia mengatakan, EWS yang telah terpasang tersebut merupakan sirine yang akan mengeluarkan bunyi keras ketika aliran Sungai Bengawan Solo mencapai level lima atau bahaya. Pada level hijau siaga dan kuning yang berarti waspada, katanya, maka hanya lampu rotary yang menyala. Sistem peringatan dini tersebut terdiri dari lampu rotary, sirine, dengan energi yang berasal dari baterai. Tri Hardjono mengemukakan, selain EWS, untuk memantau kondisi aliran Sungai Bengawan Solo tersebut, pihaknya juga melakukan pemantauan melalui stasiun curah hujan yang telah memiliki telemetri dan Automatic Water Level Receiver (AWLR). Data curah hujan dan ketinggian permukaan air dikirim secara otomatis kepada pimpinan Perum Jasa Tirta, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Gubernur Jatim dan Jateng. "Nantinya data itu dikirim secara 'real time' melalui pesan pendek (SMS) dan surat elektronik kepada pemangku kebijakan guna memudahkan dalam pengambilan keputusan, termasuk evakuasi warga yang berada di sekitar bantaran sungai ketika air sungai mulai meluap," katanya, menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013