Malang (AntaraJatim) - Festival Jajan Bango atau FJB yang digelar hampir setiap tahun sejak 2005 menjadi salah satu upaya melestarikan berbagai jenis makanan tradisional, dan kuliner nusantara yang telah melegenda. Hal itu dikatakan Senior Branch Manager Bango Marieska Widhiana di Malang, Minggu. Menurut dia, Kota Malang menjadi kota ketiga dari lima kota yang menjadi tujuan perhelatan FJB tahun ini. Tema yang diusung, tetap diseragamkan, yakni Legenda Kuliner Nusantara. "Kota pertama yang menjadi tujuan FJB tahun ini adalah Bandung, kemudian Surabaya, Malang, Semarang, dan akan diakhiri di Jakarta," kata Marieska di sela-sela peninjauan di area FJB di Lapangan Rampal, Kota Malang. Ia menyebutkan ada 54 stand yang menyediakan berbagai jenis makanan khas dari seluruh wilayah nusantara. Namun, ada sepuluh yang menjadi andalan dalam Legenda Kuliner Nusantara ini, seperti tahu tek telur Cak Kahar (Surabaya), Sate Klatak Mak Adi Yogyakarta), dan Lontong Balap Pak Gendut. Selain itu, juga ada Tengkleng Klewer Bu Edi (solo), Mie Koclok Mas Edi (Cirebon), Sate Jaur Cak oney (Yogyakarta), Mie Aceh Sabang (Aceh), Nasi Pindang Pak Ndut (Semarang), Osen-oseng Mercon Bu Narti (Yogyakarta) serta Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih (Jakarta). Sementara makanan khas dari Malang yang ditampilkan adalah bakso bakar, ayam panggang Sawahan, Ceker Setan Jalan Jakarta, ayam goreng Pak Maning, Sate Bunul serta sejumlah makanan khas dari berbagai daerah lainnya. Ia mengatakan, untuk bisa tampil dan terpilih menjadi makanan kegendaris versi FJB harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah keaslian resep dan telah 10 tahun, bahkan lebih menjadi makanan khas asal daerah masing-masing. Menurut dia, ada yang berbeda dalam perhelatan FJB tahun ini dengan dua tahun lalu karena tahun 2012 absen. Tahun ini pengunjung bisa langsung membeli makanan dengan uang tunai dan setiap pembelian satu paket akan mendapatkan kupon pengambilan kecap bango sachet. Sementara tahun 2011, pengunjung harus membeli kupon (voucher) terlebih dahulu, sehingga penjual hanya menerima kupon dan tidak diperkenankan menerima uang tunai. Setiap stand diwajibkan menyediakan minimal 800 porsi makanan yang mereka jual. Namun, tidak sedikit yang bisa menjual hingga 2000 porsi, terutama untuk jenis makanan yang sudah melegenda dan akrab di lidah pengunjung. "Rata-rata pengunjung dalam FJB ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Untuk tahun ini saja, dari dua kota yang sudah kami singgahi, jumlah pengunjung rata-rata mencapai 50 ribu sampai 60 ribu orang, termasuk di Malang," ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni berharap FJB setiap tahunnya bisa hadir di Malang, sebab secara tidak langsung akan meningkatkan daya tarik wisatawan, khususnya wisatawan domestik. "Kami berharap FJB ini juga mampu memotivasi para pengusaha kuliner di Malang untuk lebih kreatif dalam memanjakan lidah warga Malang yang memang hobi kuliner ini, bahkan wisatawan agar mereka nantinya kembali lagi karena merindukan kuliner yang ada di Malang," katanya, menambahkan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013