Surabaya - Sejumlah perwakilan anggota ASEAN meninjau pengelolaan beragam sampah di Bank Sampah PLN Jawa Timur di kawasan mangrove, Gunung Anyar Surabaya. Sekretaris Bank Sampah PLN, Chusniyati, mengemukakan, dengan mewujudkan program tersebut maka seluruh warga dapat memanfaatkan limbahnya untuk dijual ke Bank Sampah. "Kami punya buku tabungan Bank Sampah sehingga memudahkan masyarakat saat menabung uangnya dari hasil menjual limbah sampah ke Bank Sampah," katanya, melalui siaran pers tentang kunjungan perwakilan anggota ASEAN sebagai rangkaian simposium "Mangrove Ecosystem Management in Southeast Asia", di Surabaya, Jumat malam. Menurut dia, dana tabungan mereka yang sudah terkumpul dapat dialokasikan untuk membayar listrik di loket yang sama yakni di Bank Sampah. "Sekarang nasabah kami di Bank Sampah PLN mencapai 92 nasabah. Kami yakin animo masyarakat menjadi nasabah di Bank Sampah PLN kian meningkat karena makin tingginya kesadaran masyarakat di kawasan mangrove Gunung Anyar," ujarnya. Pada kesempatan serupa, Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, Arkad Matulu, menyatakan, kunjungan perwakilan negara anggota ASEAN termasuk agenda kedua mereka yang tergabung dalam "Japan International Cooperation Agency Indonesa/JICA" ke Bank Sampah PLN di kawasan mangrove Gunung Anyar-Surabaya. "Sementara itu, Bank Sampah sendiri adalah salah satu wujud pembinaan lingkungan dari PLN Distribusi Jatim," katanya. Khususnya, tambah dia, kepada masyarakat setempat untuk mengumpulkan berbagai barang bekas seperti botol plastik air mineral dan lainnya. "Lalu, warga yang telah mengumpulkan beberapa sampah plastiknya dapat dijual ke Bank Sampah PLN. Bahkan, hasilnya bisa ditabungkan di Bank Sampah PLN," katanya. Ia melanjutkan, di Bank Sampah tersebut sampai sekarang peran PLN di kawasan itu hanya sebatas memberi dukungan. Apalagi, secara keseluruhan yang mengelola Bank Sampah adalah warga di sekitar kawasan mangrove. "Di Bank Sampah itu yang aktif untuk menjaga lingkungan memang masyarakat sekitar mangrove. Kami cukup membina dan mengarahkan bagaimana sampah itu bisa ditabung dengan nilai ekonomis," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013