Malang - Kabupaten Malang hingga saat ini masih kekurangan ribuan guru yang berstatus pegawai negeri sipil, terutama yang ditempatkan di daerah pelosok yang tersebar di 33 kecamatan. Kabid Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Niniek Sri Handayani, Rabu mengakui, saat ini jumlah guru secara keseluruhan mencapai 9.494 orang. Namun, jumlah itu masih sangat kurang, terutama di sekolah-sekolah yang ada di daerah pelosok. "Kami masih membutuhkan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 3.741 orang lagi untuk memenuhi posisi guru di TK-SMA, khususnya di daerah pelosok," ujarnya, menambahkan. Ia mengakui, kekurangan guru tersebut merupakan dampak moratorium perekrutan CPNS sepanjang 2011-2012. KKekurangan guru merata di semua jenjang, namun yang paling banyak adalah guru sekolah dasar (SD) yang mencapai 2.741 orang (74 persen dari kebutuhan). Sedangkan di sekolah menengah pertama (SMP) Negeri sebanyak 216 orang, sekolah menengah kejuruan (SMK) 208 orang, sekolah menengah atas (SMA) 39 guru, dan taman kanak-kanak sebanyak delapan orang. Selain itu, lanjutnya, Dinas Pendidikan juga membutuhkan sekitar 520 guru untuk mengajar di 28 SMP satu atap. Menurut dia, kekurangan guru negeri selama ini disiasati dengan merekrut guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tidak tetap (PTT). Berdasarkan data Februari 2012, jumlah DTT di Kabupaten Malang mencapai 4.329 GTT. GTT tersebut mengajar di SD sebanyak 3.584 orang, 371 orang mengajar di SMP, 170 orang mengajar di SMA dan 204 orang di SMK. "GTT yang mendapatkan honorarium dari APBD dan APBN sebanyak 55 persen dan selebihnya diberi honor oleh masing-masing pengelola sekolah," ujarnya. Jumlah ideal guru yang ditargetkan Pemerintah Kabupaten Malang adalah sebanyak 12.673 orang, yang akan disebar ke 1.167 SD, 302 SMP, 62 SMA, dan 100 SMK. "Kami berharap secepatnya ada perekrutan CPNS terutama untuk tenaga pendidik (guru) agar sekolah-sekolah yang berada di pelosok pun tidak sampai kekurangan guru, sehingga proses belajar mengajar juga lebih baik," tandasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013