PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA) - Koordinator Khusus PBB untuk Proses Timur Tengah (UNSCO) Robert Serry, "sangat sedih dan prihatin" mengenai kematian seorang tahanan Palestina di dalam penjara Israel, kata juru bicara PBB dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, Senin (25/2). Tahanan Palestina yang berusia 30 tahun, Arafat Jaradat, ditangkap pada 18 Februari oleh agen dinas rahasia Shin Bet karena ia dicurigai melemparkan batu ke arah warga sipil Israel, demikian laporan media Israel, Sabtu malam (23/2). Menurut laporan media, Dinas Penjara Israel mengatakan dalam satu pernyataan Jaradat "meninggal akibat serangan jantung" pada 23 Februari di satu penjara di Israel utara. Namun kematian mendadak tahanan itu mengangkat keprihatinan dalam masyarakat global. "Koordinator khusus tersebut memperhatikan temuan awal otopsi yang dilakukan atas mayat Jaradat dengan menyertakan para ahli dari Israel dan Palestina," kata Eduardor del Buey, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, kepada wartawan di Markas PBB, New York, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. Sehubungan dengan peristiwa tersebut, utusan PBB itu menegaskan kembali sikap sekretaris jenderal bahwa "kewajiban hak asasi manusia internasional mengenai semua narapidana dan tahanan Palestina di penjara Israel harus sepenuhnya dihormati". Menurut del Buey, PBB tetap prihatin mengenai memburuknya kesehatan tahanan lain Palestina yang mogok makan. Badan dunia itu juga kembali menyatakan, "Mereka yang ditahan berdasarkan penahanan administratif tanpa tuntutan mesti didakwa dan menghadapi pengadilan dengan jaminan keadilan sejalan dengan standard internasional, atau mereka mesti segera dibebaskan." Laporan media mengatakan ratusan tahanan Palestina di dalam penjara Israel mogok makan pada Ahad, dalam protes atas kematian Jaradat.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013