Surabaya - Seorang pemuda laki-laki yang mengidap HIV atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yakni KL (35) meninggal dunia di RSUD dr Soetomo Surabaya karena penyakit Tubercolosis (TBC).
"Almarhum meninggal dunia pada Rabu (20/2) sore, namun jenasahnya ditelantarkan oleh orang tua dan tetangganya dengan alasan takut tertular HIV, sehingga teman-temannya yang memandikan dan mengafani," kata petugas Yayasan Orbit Selvin Pancarina di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan jenasah itu telah lama teridentifikasi mengidap HIV dan akhirnya menjalani rawat inap di Rumah Sakit DKT, namun karena tidak kunjung sembuh, maka ia dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Hasilnya, ia didiagnosa terkena TBC. Sejak mengidap HIV, ia menjalani terapi Anti Retroviral (ARV), namun karena timbul gejala lain, maka almarhum memutuskan terapi ARV, padahal ARV itu merupakan terapi yang harus diminum seumur hidup," katanya.
Menurut dia, ARV itu berfungsi untuk memperlemah pertumbuhan virus yang ada di dalam tubuh, tapi ketika berhenti mengonsumsi obat ARV itu, maka yang terjadi virus akan terus menggerogoti kekebalan tubuh manusia.
"Ketika kekebalan tubuh menurun, maka timbullah penyakit penyerta seperti TB, Kandidiasis, Diare, dan lain-lain yang dikenal dengan infeksi oportunistik (IO)," katanya.
Ia menceritakan almarhum terinfeksi HIV karena perilaku berisiko yang dilakukannya dengan mengonsumsi narkoba melalui jarum suntik. "Almarhum adalah seorang pecandu narkoba dan sudah bermain-main dengan narkoba yang disuntikkan sejak tahun 1995," katanya.
Akibatnya, pria yang meninggalkan seorang istri dan dua anak itu akhirnya terkena HIV dan menjalani terapi, namun tidak berkesinambungan, sehingga bermasalah. "Dia pernah pakai narkoba bersama saya," kata Selvin yang juga mantan pecandu Napza itu.
Sebelumnya (19/2), mantan pecandu narkoba Surabaya yang tergabung dalam komunitas "MEJACOM" (Methadone Jagir Community) membagikan sembako kepada masyarakat miskin di sekitar Puskesmas Jagir, Surabaya.
"Masyarakat masih menganggap pecandu narkoba merupakan sampah masyarakat dan penyakit, karena stigma itulah, maka kami dari komunitas pecandu yang sedang mengikuti terapi rumatan metadon di Puskesmas Jagir melakukan bakti sosial," kata koordinator Mejacom, Hendra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013