Bojonegoro - Warga tiga desa di Kecamatan Balen, Bojonegoro, sudah memberlakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana berbasis masyarakat ketika terjadi banjir luapan Bengawan Solo beberapa hari lalu. "Pemberlakuan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir berbasis masyarakat sudah berjalan, meskipun praktiknya masih belum sempurna," kata Camat Balen Amir Syahid, Kamis. Ia menyebutkan, warga yang sudah memberlakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana berbasis masyarakat yaitu di Desa Sarirejo, Mulyorejo, dan Pilanggede, Kecamatan Balen. Warga di tiga desa itu, katanya, masing-masing 30 warga sudah pernah memperoleh pelatihan menghadapi bencana berbasis masyarakat dari Palang Merah (PM) Norwegia, bekerja sama dengan PMI Cabang Bojonegoro sejak setahun lalu. "Pelatihan yang diperoleh itu kemudian disosialisasikan kepada warga lainnya," jelas dia. Oleh karena itu, menurut dia, pada musim hujan ini warga sudah memiliki langkah-langkah yang dilakukan sebelum banjir datang, ketika banjir dan pasca banjir. Sebelum banjir, jelasnya, warga memasang papan pengumuman yang berisi mengenai bahaya banjir Bengawan Solo, peta wilayah genangan, titik aman banjir, juga jalur yang harus dilalui dalam melakukan evakuasi di masing-masing desa. Bahkan, lanjutnya, warga juga memasang pengumuman yang berisi 12 langkah yang harus dilakukan warga kalau banjir Bengawan Solo datang, di antaranya mematikan listrik rumah, mengamankan anak-anak dan orang tua, hingga rumah dikunci kalau keluar rumah. "Ketika Bengawan Solo melanda beberapa hari lalu, warga di masing-masing desa juga membuka posko siaga bencana yang selalu menginformasikan perkembangan ketinggian air Bengawan Solo," paparnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, pasca banjir Bengawan Solo ini warga yang sudah memperoleh pelatihan akan diajak diskusi untuk membahas langka apa saja yang harus dikerjakan agar tidak menganggur. Sementara itu, Sekretaris PMI Cabang Bojonegoro, Sukoha Widodo, menjelaskan, pihaknya dengan PM Norwegia akan melakukan pendampingan warga tiga desa di tepian Bengawan Solo itu dalam menghadapi bencana berbasis masyarakat selama dua tahun. "Kalau memang proyek percontohan ini berhasil akan dikembangkan ke desa lainnya yang juga menjadi langganan banjir Bengawan Solo," jelas dia. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013