Jakarta - Ras Muhammad, pemusik meluncurkan buku karyanya sendiri tentang perjalanan musik reggae. Menurut pengamat musik Bens Leo, di Jakarta, Minggu malam, Ras Muhammad mencetak sejarah sebagai penyanyi Indonesia yang mampu menuliskan idenya dalam bentuk buku karyanya sendiri berjudul "Negeri Pelangi: Catatan Perjalanan Duta Reggae Indonesia ke Ethiopia." "Sepanjang pengamatan saya, ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia seorang penyanyi menulis bukunya sendiri, dan diluncurkan dalam konferensi pers di depan komunitasnya," kata Bens Leo di Tee Box Cafe, Jakarta Selatan. Bens mengatakan bahwa buku tersebut memberi inspirasi bagi siapa saja melalui idealisme reggae. "Orang awam yang membacanya akan menjadi tahu seperti apa reggae sebenarnya. Nilai lebih dari Ras Muhammad adalah mampu menyuntikkan nilai-nilai Indonesia dalam musik yang melekat pada sosok Bob Marley asal Jamaika," kata Bens pula. Dia menilai bahwa Ras telah menggabungkan idealisme Bob Marley dengan ajaran Bung Karno yang menyerukan antiperbudakan. "Ras Muhammad mempunyai semangat besar untuk membawa nama Indonesia di dunia musik internasional. Dia pernah menetap di jantung musik dunia New York dan menentukan pilihan hidup di dunia Reggae," ujar dia lagi Sejumlah tur dunia, masih menurut Bens, membuktikan keberadaan Ras di belantika musik internasional termasuk aktualisasi diri dan kepekaan sosial Ras Muhamad sebagai Duta Reggae Indonesia. Beberapa tur dunia yang sempat diikutinya, antara lain "Declaration of Truth" pada tahun 2005, "Reggae Ambassador" (2007), dan album barunya "Next Chapter". Buku karya Ras juga laris di pasaran. Baru sebulan terbit ternyata sudah habis dan kini memasuki tahap cetakan keduanya. Ras Muhammad menyiapkan waktu selama lima bulan untuk menuliskan bukunya. Penyunting buku itu, Maftuhah Hamid mengakui, sempat menemui kesulitan dalam menyunting buku karya Ras Muhammad. Menurut dia, terdapat beberapa istilah reggae yang mungkin asing bagi saya sebagai editor meskipun telah mendapatkan penjelasan dari Ras. Tetapi setelah membaca naskah mentahnya, dia justru mengakui menjadi banyak mengerti mengenai musik reggae. Dia menilai, tulisan dalam buku itu cukup terstruktur sehingga hanya dalam dua bulan menyunting bisa mengerti idealisme reggae. Dalam acara peluncuran buku tersebut sempat diwarnai kericuhan, saat polisi menembakkan gas air mata ke arah penonton. Kejadian itu bermula ketika para penonton gusar tidak dapat masuk ke kafe tempat peluncuran buku yang dilanjutkan dengan penampilan musik. Petugas keamanan kafe menahan beberapa penonton agar tidak masuk ruangan, mengingat pengunjung sudah memadati ruangan sesuai kapasitasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013