Madiun - Nilai produksi pangan melalui Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang dilakukan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur berhasil mencapai angka hingga Rp438 miliar selama tahun 2012.
Sekretaris Unit dan Kepatuhan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Yahya Amin, Rabu, mengatakan, jumlah tersebut diperoleh dari pengembangan tanaman padi, kedelai, dan jagung yang ditanam dibawah tegakan di berbagai daerah kesatuan pemangkuan hutan (KPH) yang ada di Jawa Timur.
"Untuk produksi padi berhasil mencapai sebanyak 16.000 ton, komoditas jagung sebanyak 172.000 ton, dan kedelai sebanyak 5.000 ton lebih," ujar Yahya.
Menurut dia, untuk tahun 2013, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur masih akan melakukan program GP3K sebagai salah satu bentuk peningkatan kinerja dalam pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat atau kelola sosial.
"Selain itu, program GP3K juga berperan penting dan berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional sesuai dengan program pemerintah," kata Yahya Amin.
Sedangkan di luar program GP3K, pengelolaan sosial yang dilakukan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur selama tahun 2012 juga menghasilkan produksi padi yang cukup signifikan. Yakni hingga mencapai 14.000 ton, jagung sebanyak 133.000 ton, dan kedelai sebanyak 3,5 ton.
Dari pengelolaan jumlah tersebut, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 252.000 orang yang merupakan masyarakat desa hutan dengan tambahan penghasilan mencapai Rp46 miliar.
Yahya menambahkan, tak hanya nilai program GP3K saja yang mencapai angka tinggi. Laba Perum Perhutani Unit II Jawa Timur pada tahun 2012 juga mencapai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dimana tahun 2012 Perhutani Jatim membukukan laba hingga Rp223,7 miliar.
"Laba tersebut naik 144 persen dari laba sebelumnya tahun 2011 yang mencapai Rp154,9 miliar. Laba tersebut didapat dari penjualan produk-produk Perhutani baik kayu maupun non-kayu, ekowisata, dan sebagainya," tambahnya.
Adapun, tahun-tahun sebelumnya, laba Perhutani Unit II Jawa Timur adalah, tahun 2008 sebesar Rp64,3 miliar lalu turun di tahun 2009 sebesar Rp61,15 miliar, dan naik di tahun 2010 sebesar Rp83,6 miliar.
Peningkatan tersebut ditunjang oleh keberhasilan Perhutani Jatim dalam mengelola sumber daya hutannya, baik di bidang produksi kayu, pengelolaan hutan, dan sosial. Perum Perhutani Unit II Jawa Timur mengelola sebanyak 23 KPH yang tersebar di Provinsi Jawa Timur.
Sementara, Administratur KPH Lawu dan sekitarnya (Ds), Johan Suryoputro, mencontohkan selama tahun 2012, dari areal seluas 8.892 hektare pohon pinus di wilayahnya telah menghasilkan getah sebanyak 8.138,7 ton. Realisasi getah pinus itu melebihi target 7.852,5 ton. Adapun, luas wilayah KPH Lawu Ds mencapai 52.385 hektare meliputi Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, dan Pacitan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013