Situbondo - Tim SAR menghentikan proses pencarian delapan dari sembilan nelayan asal Kabupaten Situbondo, Jatim, yang hilang saat dua perahu yang ditumpangi para korban untuk mencari ikan tenggelam di Selat Madura pada Sabtu (19/1) malam. "Posko di Panarukan secara resmi mulai hari ini atau seminggu setelah kejadian kami tutup, dan kemudian kami pindahkan ke kantor BPBD," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo Zainul Arifin kepada ANTARA, Sabtu. Sembilan nelayan yang merupakan bagian dari 27 nelayan asal Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo, hilang di Selat Madura, Sabtu (19/1) malam sekitar pukul 20.00 WIB saat dua perahu mereka tenggelam. Sebanyak 18 nelayan berhasil menyelamatkan diri. Satu korban bernama Junaidi ditemukan oleh tim SAR di Perairan Pulau Sepudi, Sumenep, Madura, Rabu (23/1) dalam kondisi meninggal. Selain pembubaran di Posko Panarukan, kata Zainul, anggota tim SAR lainnya, termasuk Basarnas dan Polair juga mengakhiri pencarian. Sesuai prosedur tetap pencarian korban kecelakaan di laut, satu pekan setelah kejadian jika tidak ditemukan, maka pencarian dihentikan. "Kami sudah berupaya maksimal menyisir perairan di sekitar lokasi perahu tenggelam, tapi tidak membuahkan hasil kecuali satu mayat yang ditemukan di Sapudi. Kemungkinan korban lainnya terhanyut ke arah perairan di Kabupaten Sumenep, yakni di Pulau Raas dan Sapudi," tuturnya. Ia menjelaskan bahwa untuk mengirimkan perahu ke perairan kepulauan di Sumenep, pihaknya kesulitan karena jaraknya yang jauh dan kendala cuaca yang seringkali tidak menentu. Jika hal itu dipaksakan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan risiko kecelakaan. "Saat ini kapal cepat RB-204 milik Basarnas juga sudah ditarik dari Perairan Sepudi dan bersandar di Pelabuhan Kalianget. Kemungkinan kapal itu juga akan ditarik ke Surabaya kembali," ucap Zainul. Meskipun demikian, kata dia, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kodim dan Polres Sumenep agar menginformasikan ke BPBD Situbondo jika nelayan atau petugas menemukan mayat korban di perairan kepulauan Kabupaten Sumenep. Mengenai kondisi keluarga korban, pihaknya tidak bisa banyak berkomentar. "Mau bagaimana lagi, ini kan musibah yang semua orang tidak menghendakinya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013