Jombang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, menyebut ada lima desa di Kecamatan Kesamben yang terkena dampak banjir akibat meluapnya Sungai Apur Watudakon di daerah itu. "Penyebab banjir karena terjadi luapan air sungai. Anak sungai yang bermuara ke sungai itu tidak mampu menampung air," kata Kepala BPBD Kabupaten Jombang Nurhuda di Jombang, Senin. Ia mengatakan, ada lima desa yang terendam banjir akibat luapan air di sungai tersebut. Daerah itu di antaranya di Desa Watudakon, Jambon, Kedungbetik yang semuanya ada di Kecamatan Kesamben, Jombang. Ada sekitar 150 hektare lahan yang ditanami padi terendam banjir. Para petani mengalami kerugian karena tanaman mereka mati terendam air. Rata-rata, sawah itu ditanami padi yang umurnya masih sekitar dua pekan. Selain merendam sawah, banjir di kecamatan itu juga merendam rumah warga. Ada sekitar 148 kepala keluarga yang rumahnya terendam air dengan ketinggian sekitar paha orang dewasa. Ia menyebut, banjir di daerah itu menjadi langganan setiap kali penghujan. Beberapa faktor penyebab banjir di antaranya terjadinya pendangkalan di sungai lokasinya yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Untuk saat ini, pemda sudah berupaya akan melakukan pengerukan agar banjir bisa ditangani. Kegiatan itu dilakukan menunggu cuaca menjadi lebih bagus dan tidak hujan. "Kami sudah anggarkan untuk melakukan normalisasi jika kondisi sudah memungkinkan (surut)," ujarnya. Untuk bantuan, lanjut dia, pemda sebenarnya berusaha keras mengupayakannya. Namun, untuk bantuan bibit, sesuai dari aturan yang mendapatkan bantuan bibit dari Kementerian Pertanian adalah yang memenuhi persyaratan di antaranya umur tanaman lebih dari satu bulan, dan tanaman itu terkena puso akibat bencana baik banjir, serangan hama, ataupun banjir. Sementara itu, banjir yang terjadi di Dusun Kedungmacan, Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, saat ini sudah mulai surut. Ada sekitar 110 rumah warga yang terendam air akibat luapan air sungai. Kepala Dusun Kedungmacan Supriyadi, mengemukakan banjir itu terjadi setelah hujan yang turun cukup deras di daerah tempat tinggalnya. Awalnya, air bisa tertampung di sungai daerah mereka, tapi hujan turun terus sampai tiga hari, sehingga air meluber.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013