Tuban - Sejumlah nelayan di Tuban, Jawa Timur, Minggu, nekat melaut untuk mencari ikan, namun terpaksa kembali lebih cepat karena angin laut masih berhembus kencang. "Ada 20 perahu tadi yang berangkat melaut pada subuh, tapi terpaksa kembali lebih cepat, karena angin laut masih kencang," kata seorang nelayan asal Desa Bulu Jowo, Kecamatan Buru, Roni (28), Minggu. Ditemui ketika sedang memarkir perahunya di tepi, ia yang didampingi nelayan lainnya, Samani (51), menjelaskan, para nelayan yang berangkat melaut itu berspekulasi dengan perhitungan angin laut kemungkinan tidak terlalu kencang. Selain itu, para nelayan yang mencari ikan dengan memanfaatkan perahu kecil, juga tidak berani terlalu jauh ke tengah dan hanya berjarak sekitar 500 meter dari tepi pantai. "Kami hanya mencari ikan kecil, seperti udang, juga rajungan dengan cara menjaring," jelas Samian. Ia mengaku, memperoleh ikan kecil dan udang, yang berat totalnya hanya sekitar dua kilogram. Padahal dalam kondisi cuaca normal bisa memperoleh 10-15 kilogram per hari, dengan jam kerja berangkat subuh dan pulang sekitar pukul 14.00 WIB. "Meskipun ikan dan udang ini kecil, harga saat ini Rp70 ribu per kilogram, sebab ikan laut dalam empat hari ini langka," jelas Roni. Menurut Roni, sebagian nelayan di desanya, biasanya tetap memberanikan diri melaut, meskipun cuaca tidak mendukung dan harus menghadapi angin kencang di tengah laut. Di tempat terpisah, nelayan lainnya asal Desa Bulu Meduro, juga di Kecamatan Bulu, Syaifuddin (38), menjelaskan, ratusan nelayan di pantura Tuban, lebih banyak yang memilih tidak melaut, dibandingkan yang melaut dengan mempertimbangkan bahaya resiko angin kencang. Apalagi, lanjut Syaifuddin, dibenarkan sejumlah nelayan lainnya yang sedang memperbaiki peralatan menangkap ikan, para nelayan di daerah setempat, mendapatkan informasi ada nelayan asal Jateng yang tetap berangkat melaut, akhirnya tenggelam. "Kami tidak bisa memperhitungkan kapan angin mereda. Kalau biasanya nelayan istirahat tidak melaut bisa sampai dua bulan," jelas Syaifuddin. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013