Tulungagung - Ribuan ayam ternak di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mati mendadak dan kematian itu diduga karena virus flu burung.
Trimo, salah seorang peternak di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kamis mengungkapkan, sinyalemen flu burung diketahui setelah petugas mantri hewan dari dinas peternakan mengidentifikasi ciri-ciri ayam yang mati mendadak.
"Kalau melihat gejala dan ciri-cirinya persis seperti flu burung. Seluruh ayam yang mati telah kami bakar atau dipendam supaya tidak menular," ujarnya.
Menurut Trimo, serangan virus yang diduga AI tersebut terjadi sejak akhir Desember lalu.
Saat itu ribuan ayam buras jenis petelur mati mendadak sehingga menyebabkan peternak mengalami kerugian puluhan juta.
"Sore hari masih ada, pagi sekitar pukul 05.00 WIB saat hendak pemberian pakan sudah terlihat bergelimpangan," katanya.
Ia menjelaskan, ayam yang mati tersebut berada dalam satu kandang. Umur ayam baru sekitar tiga bulan sehingga belum bisa memproduksi telur.
Kematian ayam secara mandadak kini masih terjadi, tidak hanya di kandang milik Trimo, tetapi sudah menyebar ke milik peternak lain, bahkan ayam kampung.
Rata-rata sehari ada tiga ekor ayam mati. "Pertama langsung 1.700 ayam. Sekarang sehari antara dua hingga tiga ekor," kata Trimo.
Sebelum mati, kata dia, ayam terlihat lemas. Selanjutnya dengan cepat ayam mati.
Dari bangkai ayam tersebut diketahui beberapa kelainan, di antaranya cengger dan telapak kaki ayam berwarna merah.
Selain itu, dari paruh keluar air liur. Peternak langsung memisahkan ayam yang mati ke tempat khusus agar tidak menular ke ayam lain yang masih hidup.
Bangkai ayam yang telah dipisahkan, dibakar oleh peternak dan ada pula bangkai dikubur dengan kedalaman minimal dua meter.
"Hal itu dilakukan agar tidak menular termasuk ke manusia. Kami mendapat pengarahan dari mantri hewan dinas peternakan (Disnak)," ujar peternak lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013