Surabaya - Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Tenis Lapangan Indonesia Jawa Timur Dwi Soetjipto siap memimpin kembali organisasi tersebut pada periode lima tahun ke depan, jika tidak ada figur lain yang mencalonkan atau dicalonkan. Sekretaris Umum Pengprov Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti) Jatim Irmantara Subagio di Surabaya, Jumat, mengemukakan, pernyataan Dwi Soetjipto yang juga Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk itu, disampaikan saat pertemuan dengan pengurus harian belum lama ini. "Beliau siap kalau diberi amanah lagi memimpin Pelti Jatim, tetapi itu menjadi opsi terakhir, seandainya nanti benar-benar tidak ada figur lain yang dicalonkan atau mencalonkan diri pada musyawarah provinsi," ucapnya. Beberapa waktu sebelumnya, Dwi Soetjipto juga mengakui bahwa dirinya kurang maksimal dalam memimpin Pelti Jatim, karena terkendala kesibukan tugas sebagai direktur utama PT Semen Gresik Tbk. Masa jabatan Dwi Soetjipto sebagai Ketua Umum Pengprov Pelti Jatim akan berakhir pada 2012 ini, dan musyawarah provinsi untuk pemilihan ketua baru rencananya digelar pada 13 Januari 2013. Pelaksanaan musprov tersebut mundur dari jadwal semula pada 29 Desember 2012, karena sebagian besar pengurus cabang Pelti se-Jatim sedang liburan akhir tahun. "Jadwal musprov terbaru sebenarnya 12 Januari 2013, tetapi Pak Dwi Soetjipto pada tanggal itu sedang ada tugas perusahaan di Jakarta sehingga kemudian diundur sehari pada 13 Januari 2013," ujar Irmantara. Pria yang akrab disapa Ibag ini menambahkan, hingga saat ini belum ada usulan nama dari pengurus cabang untuk dicalonkan sebagai ketua umum Pelti Jatim 2012-2017. "Sekarang mungkin belum, tapi tidak menutup kemungkinan menjelang musprov ada figur yang dicalonkan atau mencalonkan diri. Kita tunggu saja nanti," tambahnya. Ibag berharap, siapapun yang terpilih memimpin Pelti Jatim ke depan harus mampu membawa perubahan yang lebih baik, terutama dari segi pembinaan dan prestasi. Di kancah nasional, prestasi tenis Jatim selama dipimpin Dwi Soetjipto memang masih kalah dibanding daerah lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, termasuk kegagalan meraih medali emas pada PON XVIII/2012 di Riau. Padahal, Jatim pernah menjadi salah satu barometer pembinaan tenis di Tanah Air dengan memunculkan atlet-atlet potensial, semisal Bonit Wiryawan, Peter Handoyo, Andrey Setiawanto, dan Romana Tedjakusuma. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012