Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong penguatan hilirisasi mangrove dan penerapan ekonomi rendah karbon sebagai bagian dari strategi pelestarian lingkungan sekaligus pengungkit ekonomi masyarakat pesisir di Kabupaten Pacitan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa, mengatakan pengelolaan mangrove tidak cukup berhenti pada penanaman, tetapi harus dilanjutkan hingga pemanfaatan bernilai tambah yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

“Hilirisasi mangrove penting agar manfaat ekologisnya sejalan dengan manfaat ekonomi. Masyarakat harus merasakan nilai tambahnya,” kata Khofifah di Pacitan.

Menurut Khofifah, pengelolaan mangrove dari hulu hingga hilir dapat memperkuat daya dukung lingkungan, menjaga kawasan pesisir dari abrasi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi nelayan, pelaku UMKM, dan masyarakat sekitar hutan mangrove.

Salah satu bentuk hilirisasi yang telah berjalan, kata dia, adalah pemanfaatan mangrove sebagai bahan pewarna alami batik yang kini telah masuk katalog merek internasional. Selain itu, mangrove juga mulai dikembangkan untuk produk olahan oleh pelaku usaha kecil dan industri kecil menengah (IKM).

Khofifah menambahkan Pemprov Jatim juga mendorong praktik pembangunan rendah emisi melalui penggunaan energi dan transportasi ramah lingkungan. Upaya tersebut dilakukan sebagai bagian dari komitmen daerah mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

“Transisi menuju pembangunan rendah karbon membutuhkan keteladanan dan partisipasi semua pihak,” ujarnya.

Dukungan terhadap penguatan ekosistem mangrove di Jawa Timur juga datang dari Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) yang berkomitmen menyediakan bibit mangrove hingga 20 tahun ke depan. Dukungan lintas sektor ini dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan rehabilitasi ekosistem pesisir.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Kehutanan RI Muhammad Zainal Arifin menyebut Jawa Timur sebagai provinsi dengan luas mangrove terbesar di Pulau Jawa dan menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

“Dalam empat tahun terakhir, luas mangrove di Jawa Timur bertambah lebih dari 5.000 hektare. Ini menunjukkan pengelolaan mangrove berjalan konsisten,” katanya.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyatakan penguatan ekosistem mangrove sejalan dengan kebijakan daerah yang menempatkan kelestarian hutan sebagai investasi jangka panjang. Ia menyebut tutupan hutan di Pacitan mencapai hampir 70 persen dan menjadi modal penting pembangunan berkelanjutan.

“Pelestarian hutan dan pesisir menjadi bagian dari strategi menjaga masa depan Pacitan,” ujarnya.

Selain penguatan ekologi, kegiatan tersebut juga dimanfaatkan untuk mendorong integrasi program lingkungan dengan penguatan ekonomi masyarakat melalui dukungan UMKM dan penyaluran bantuan produktif kepada pelaku usaha ultra mikro di Pacitan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025