Surabaya - Jumlah pelanggan listrik di Jawa Timur saat ini mencapai 8,4 juta pelanggan atau meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu sebanyak 8 juta pelanggan. "Peningkatan tersebut menjadi bukti bahwa kebutuhan energi listrik di Jatim sangat besar," kata General Manager PT PLN (Persero) Area Distribusi Jawa Timur Haryanto WS di Surabaya, Sabtu. Menurut dia, dari total pelanggan listrik di Jatim, 95 persen didominasi kalangan rumah tangga dan lima persen sisanya dikontribusi sektor industri, publik, dan kantor. "Namun, dari sisi pendapatan justru pelanggan rumah tangga dan bisnis masing-masing menyumbang 40 persen terhadap total pendapatan. Lalu, sisanya 20 persen disumbang pelanggan publik dan kantor," ujarnya. Kalau dilihat per wilayah, tambah dia, daerah yang memiliki kawasan industri mempunyai angka penjualan kWh paling tinggi di antaranya wilayah Surabaya Raya (Metropolis), Mojokerto, Pasuruan, dan Bojonegoro. "Kawasan industri di Surabaya Raya (Metropolis) berada di SIER dan Pasuruan ada PIER," katanya. Pada masa mendatang, ia optimistis, kawasan industri semakin menyebar di Jawa Timur khususnya ke Situbondo, Lamongan, dan Banyuwangi. Hal tersebut karena potensi konsumsi energi listrik di daerah itu terutama untuk tambak sangat tinggi. "Terkait rencana kenaikan tarif tenaga listrik (TTL), kami selalu siap menerima segala keputusan pemerintah. Keputusan apa pun yang dikeluarkan pemerintah, pelayanan kami kepada masyarakat terus naik," katanya. Di sisi lain, tambah dia, per November 2012 kinerja sambungan pelanggan baru PLN Area Distribusi Jatim mencapai 500.000 sambungan. Bahkan, pihaknya yakin sampai akhir tahun 2012 meningkat menjadi 540.000 sambungan. "Kalau tahun lalu, total sambungan baru di Jatim terealisasi sebanyak 415.000 sambungan," katanya. Mengenai besaran sambungan listrik bagi kalangan industri, lanjut dia, per November 2012 tercapai sebanyak 1.500 MVA karena kian meningkatnya kebutuhan mereka terhadap listrik. "Oleh karena itu, kami targetkan sambungan listrik di sektor industri dapat meningkat menjadi 1.700 MVA pada akhir tahun 2012," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012