Lebih tua dari usia republik ini. Ya, tanggal 13 Desember 2012, Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA genap berusia 75 tahun. Dan, setua itu, kantor berita yang didirikan Adam Malik (Alm) dkk pun memiliki sejarah panjang dalam pergulatan pers (media massa) serta turut berjuang dan membangun negara ini. ANTARA telah terbukti berjaya dan bahkan tercatat mengisi perannya ketika masa perjuangan, kemerdekaan baik di zaman orde lama, orde baru dan orde reformasi sekarang ini, dengan segala tantangan dan dinamikanya. ANTARA lahir dan menjalani berbagai lompatan era teknologi mulai alat stensil, telex dan mesin offset, dimana merupakan mesin percetakan masa lalu bagi dunia media massa, yang kemudian digantikan komputer generasi pertama pada tahun 1990-an. Bahkan kini, komputerisasi sudah menapak generasi "fuzzy logic", sehingga media massa, termasuk ANTARA dituntut harus mampu mengikutinya. Di era "fuzzy logic" sekarang ini, multimedia sudah menjadi "harga mati", sehingga media massa pun melakukan diversikasi channel dengan tumbuh dan menjamurnya berbagai media online (website/portal) yang bisa menyajikan tulisan, suara, gambar, dan lain sebagainya kepada masyarakat dalam sebuah gadget saja. Perkembangan yang disebut sebagai "The New Media" itu juga berlaku untuk ANTARA. Sebagai kantor berita yang sudah berusia 75 tahun, maka ANTARA pun memiliki "sejarah" telex untuk menyiarkan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI dengan morse (sandi), hingga akhirnya mengarah pada media online dan televisi. Di Jawa Timur, Kantor ANTARA saat itu di Gedung PELNI Surabaya merupakan Tempat Penyiaran Berita Proklamasi. "Selama pendudukan Jepang, gedung ini dijadikan Kantor Berita Domei. Pada Hari Jumat 17 Agustus 1945 jam 11.15, berita proklamasi kemerdekaan Indonesia diterima oleh markonis Yacob". Begitulah bunyi "tetenger" yang dipasang Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur pada sisi pintu bagian kanan gedung bersejarah di Jln. Pahlawan 114 Surabaya (Gedung PELNI) pada Hari Pahlawan 10 November 1988. Berita itu tersiar dalam bentuk morse ke seluruh penjuru dunia. Di era online/multimedia saat ini, ANTARA memasuki era yang penuh tantangan, tetapi juga bisa menjadi peluang yang sangat besar. Sebagai lembaga yang kali pertama menjadi sumber berita yang berbasis konten berita/news baik tulis dan foto (yang tersiar langsung ke media massa), ANTARA sebenarnya menjadi pioner dalam mengembangkan model diversikasi channel konten berita di era komputer generasi pertama 1990-an. Namun, seiring dengan laju pesatnya teknologi, kini tumbuh dan menjamurnya website/portal yang turut mewarnai, bahkan bisa mendominasi konten berita/news, sekaligus mereka mampu melakukan terobosan dengan berhasil melakukan kapitalisasi bisnis berbasis konten berita/news secara retail dengan berbagai diversikasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar (masyarakat), dan munculnya konglomerasi media. Inilah tantangan nyata ANTARA kini dan nanti. ANTARA harus mampu bersaing dengan pelaku-pelaku baru bisnis (website/portal) yang berbasis konten berita/news. ANTARA harus mampu menjelmakan dirinya sebagai "The New Media", sebab "pasar" untuk era multimedia itu bukan lagi pasar tradisional seperti media cetak, media elektronik, dan sejenisnya. ANTARA harus mampu melakukan penetrasi dan berupaya menguasai "pasar" baru melalui diversikasi produk dan channel ke dunia online atau melalui sarana-sarana "mobile". Kalau mau jujur, sebagian besar website/portal utama di Indonesia, konten berita/news-nya mengutip berita dari ANTARA. Namun, mereka mampu mengomersialkan konten dalam online itu dengan dibuktikan banyaknya iklan atau advertorial di dalam laman website tersebut. Mengapa itu terjadi?, karena mereka cerdas dalam mengemas dan mengembangkan konten berita/news yang sebenarnya bersumber dari ANTARA. Selain itu, ANTARA memang kurang berpengalaman berbinis konten berita/news secara retail, apalagi ANTARA baru menjadi Perum pada 18 Juli 2007. Mampukah ANTARA bersaing dengan mereka? Jawabnya: Mampu. ANTARA memiliki sumberdaya (SDM) yang mumpuni, infrastruktur dan jaringan yang tersebar di seluruh provinsi, bahkan hampir di semua kabupaten/kota di Indonesia dan beberapa biro di luar negeri, selain networking sesama kantor berita di Asia Pasific (OANA) dan dunia. Para jurnalis ANTARA telah terbukti mampu bekerja dan berkarya sesuai prinsip-prinsip media/pers dan kode etik jurnalistik, bahkan tak jarang pewarta foto dan tulis ANTARA menjadi juara lomba karya tulis dan foto di berbagai event nasional maupun internasional. Secara realitas, ANTARA sekarang ini sebenarnya sudah menjadi "Raja Portal" di Indonesia, dimana hampir semua biro ANTARA yang berkedudukan di ibukota provinsi sudah memiliki website/portal (dari Aceh-Jayapura Papua), termasuk diantaranya antarajatim.com, "milik" ANTARA Biro Jatim. Sementara pelaku-pelaku website/portal utama di Indonesia hanya ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan atau lainnya. Inilah keunggulan utama ANTARA, yang harus didayagunakan secara optimal. ANTARA harus tetap "menguasai" dan "mengendalikan" arus pemberitaan nasional sebagai core bisnis ANTARA dengan perpaduan dan sinergi kekuatan Jakarta (pusat) dan kekuatan jaringan daerah (provinsi/kabupaten/kota). Selain itu, harus terus menerus meningkatkan kualitas SDM, yang bukan hanya mampu mencetak SDM yang unggul dalam pemberitaan, namun juga SDM dalam sektor komersial, yang semuanya itu sangat dibutuhkan untuk melakukan diversikasi dan komersialisasi bisnis konten berita/news secara konvergen mulai dari tulis, foto, suara, dan rekaman/video, dengan tetap mengedepankan "ruh" ANTARA yakni akurasi dan kecepatan. Insya-Allah... ANTARA akan terus hidup selama republik ini ada. Sejarah telah mencatat bahwa ANTARA telah teruji bertahan di empat zaman (zaman perjuangan, orde lama, orde baru dan orde reformasi). Kunci utama ANTARA mampu bertahan, selain mampu menyesuaikan diri dan bersaing dengan era dan tantangannya, ia juga harus mampu mempertahankan paradigma dan konsistensi keberpihakannya kepada kepentingan publik, bangsa dan negara, di atas segalanya, yang secara nyata dan konsisten diwujudkan dalam berbagai produk, khususnya berita/news. Dirgahayu ke-75 ANTARA..... Terus berkarya dan mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara. Semoga selalu sukses dalam mengembangkan jurnalisme yang menjadi kebanggaan Indonesia di dalam dan luar negeri. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012