Surabaya - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, menyatakan, potensi bisnis "blue economy" mencapai senilai 1,2 triliun dolar Amerika Serikat sehingga perlu dioptimalkan di Tanah Air untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Secara umum, 'blue economy' adalah model bisnis yang mampu melipatgandakan pendapatan diikuti dengan dampak penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai tambah," katanya dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan "Blue Economy" di Indonesia, di Universitas Airlangga Surabaya, Kamis. "Blue economy" adalah model pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat, yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumberdaya alam dengan mengikuti pola efisiensi alam namun menghasilkan produk dan nilai lebih besar, tanpa limbah, dan kepedulian social (social inclusiveness). Ia optimistis, paradigma tersebut dapat memaksimalkan sumber daya keluatan dan perikanan dengan mengolah limbah dari satu produk menjadi bahan baku bagi produk lain, bahkan bisa menghasilkan lebih banyak produk turunan "zero waste". "Di Indonesia, kini ada dua pabrik yang menerapkan konsep itu yakni di Jawa Tengah dan Sumatera Utara," ujarnya. Kedua pabrik yang bernama Danau Toba, kata dia, telah memberlakukan "zero waste"di mana kepala ikan nila dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, ekor ikan digunakan untuk membuat bakso, dan darah ikan dijadikan keripik. "Dengan produk turunan itu kami harap dapat memberikan hasil lebih besar daripada produk awal, termasuk di dalamnya diversifikasi produk, sistem produksi, pemanfaatan teknologi, 'financial engineering, dan menciptakan pasar baru dari produk yang dihasilkan," katanya. Di sisi lain, tambah dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga secara aktif menyusun pemetaan menuju "blue economy" sebagai langkah strategis dalam percepatan sumber daya keluatan dan perikanan. "Konsepsi itu mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara efisien dan efektif yang bersifat pembangunan berkelanjutan," katanya. Mengenai rencana penerapan "blue economy" di Indonesia sebagai road map pembangunan 2013-2025, kata dia, pihaknya siap mengembangkan konsep "zero waste" di Kawasan Indonesia Barat dan Kawasan Indonesia Timur. "Upaya tersebut dilakukan dengan mencampurkan limbah rumput laut dan limbah peternakan menjadi pupuk sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya. Terkait potensi sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia, lanjut dia, perikanan tangkap mencapai 6,5 juta ton ikan per tahun dan potensi lahan budidaya laut lebih dari 12 juta hektare. "Selain itu, 70 persen dari 60 cekungan migas Indonesia berada di laut dengan cadangan minyak bumi sebesar 9,1 miliar barel. Ada pula 80 persen industri dan 59 persen kota berada di wilayah pesisir termasuk pariwisata dengan potensi pantai dan keindahan laut," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012