Bojonegoro - Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa, berunjuk rasa mendesak pemkab memanfaatkan bangunan rumah sakit Internasional (RSI) di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, guna meningkatkan layanan kepada masyarakat. Koordinator Demo Mahasiswa PMII Bojonegoro Ahmad Zaenal Ahsan, Selasa, mengatakan pemanfaatan RSI yang dibangun dengan dana Rp110 miliar dari APBD itu bisa membantu menangani warga sakit yang tidak tertampung di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo. Pemkab, lanjutnya, beralasan pemanfaatan RSI membutuhkan biaya yang cukup besar, termasuk tambahan tenaga yang jumlahnya mencapai 900 tenaga kerja. "APBD 2013 tidak memasukkan biaya pemanfaatan RSI, namun pemkab justru mengalokasikan belanja pembangunan yang jumlahnya tidak sedikit," ujarnya. Ia menyebutkan belanja pembangunan yang dianggarkan di dalam APBD 2013, di antaranya pembangunan jembatan Padangan-Kasiman Rp30 miliar, pembangunan gedung olah raga Rp25 miliar, penambahan kamar Griya Dharma Kusuma (GDK) Rp4 miliar. Selain itu, juga pembangunan gedung Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Rp7 miliar dan pembangunan 179 embung yang dialokasikan dengan anggaran Rp30 miliar. "Kami mendesak pemkab memfungsikan bangunan RSI yang tidak dimanfaatkan sejak 2005," ujar Ahmad, dengan nada tinggi. Puluhan mahasiswa PMII itu mengawali demo di bundaran Tugu Adipura di Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota, dengan berjalan kaki menuju gedung DPRD dan kantor pemkab dengan pengawalan puluhan petugas kepolisian resor (polres) dan Brimob Polda Jatim di Bojonegoro. Di tiga lokasi itu, para mahasiswa menggelar orasi yang isinya meminta pemkab secepatnya memfungsikan RSI. Menanggapi demo mahasiswa itu, Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Sunhadi menyatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan waktu kepindahan RSUD ke RSI dengan alasan masih menghitung besarnya biaya pindah. Apalagi, lanjutnya, jumlah tenaga medis yang dimiliki RSUD termasuk dokter yang jumlahnya 350 orang, masih harus ditambah kalau pelayanan dipindahkan ke RSI. Ia mengambarkan RSUD memiliki 150 kamar rawat inap, sementara RSI memiliki 300 kamar rawat inap, sehingga kalau semua beroperasi tenaga medis yang dibutuhkan mencapai 900 orang. Pemkab setempat, pernah menawarkan RSI yang berdiri di atas tanah seluas 4 hektare dijual dan uangnya dimanfaatkan untuk pembangunan bidang kesehatan, namun kalangan DPRD menolak dan mendesak RSUD dipindahkan ke RSI. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012