Pamekasan (Antara Jatim) - Ulama asal Hadramaut, Yaman, Umar bin Hafidz, menyarakan agar ulama di Indonesia tetap fokus pada pengembangan dan upaya memajukan pendidikan Islam, serta tidak terjun pada politik praktis.
"Jika para ulama yang merupakan pewaris para nabi itu terjun di dunia politik praktis, maka pendidikan Islam bisa kurang terurus," katanya saat menyampaikan ceramah dalam acara sarasehan bertema "Masalah Kekinian, Tantangan dan Pemecahannya" di Pesantren Banyuanyar Al-Hamidy, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin siang.
Jika ulama fokus pada pengembangan pendidikan, katanya, maka pendidikan Islam pasti akan lebih maju.
Salah satu ulama yang pengasuhnya sukses mengembangankan pendidikan di Indonesia dan kini telah memiliki ratusan cabang di sejumlah provinsi, ialah Pondok Pesantren Al Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan.
Ini terjadi, kata Habib Umar, sapaan karib ulama asal Yaman itu, karena pengasuh pondok pesantren fokus dalam mengelola pendidikan dan tidak terjun ke dunia politik praktis.
Tokoh ulama ini menjelaskan, jika ulama terjun dalam dunia politik praktia, dan tokoh yang didukungnya kalah, maka ia akan dijauhi oleh kelompok itu.
Sebaliknya, jika menang, kelompok lain yang berbeda dukungan politik juga akan menjauhinya. Ulama pendukung bahkan bisa tertekan untuk tetap mempertahankan tokoh politik yang didukungnya.
"Oleh karena itu, lebih baik ulama tetap fokus pada upaya pengembangan pendidikan sebagai upaya untuk menyiarkan agama Islam," ujarnya.
Sarasehan bertema di Pondok Pesantren Banyuanyar, Pamekasan ini, diikuti utusan ulama empat provinsi di Indonesia, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan dan utusan ulama dari Provinsi Aceh.
Habib Umar dalam ceramahnya juga menceritakan tentang kepemimpinan Nabi Muhammad dan para sahabat Nabi, serta kepemimpinan tokoh Islam dunia.
"Mereka adalah teladan yang selalu bersemangat memperjuangkan ajaran agama Islam," katanya.
Habib Umar bin Hafidz merupakan pembicara tunggal dalam acara yang diikuti ribuan santri dan ulama dari sejumlah provinsi di Indonesia itu. (*)