Surabaya - Bank Mutiara optimistis akan mengelola dana pihak ketiga sebesar Rp12,95 triliun hingga akhir 2012 seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan bank, apalagi pemerintah memiliki program penjaminan melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Direktur Utama Bank Mutiara, Maryono, di Surabaya, Senin, menjelaskan, besaran DPK yang ingin dicapaiĀ hingga penghujung tahun 2012 diharapkan mengalami pertumbuhan 15,62 persen dibandingkan kinerja DPK tahun 2011 senilai Rp11,2 triliun, yakni sekitar Rp12,95 triliun.
"Untuk merealisasikan target DPK, kami mengenalkan kartu debit multiguna bekerja sama dengan jaringan PT Rintis Sejahtera (BCA)," katanya saat menyosialisasi Kartu Debit Multiguna.
Menurut dia, kartu debit tersebut merupakan inovasi layanan perbankan terutama dari "funding". Hal itu bertujuan mendorong peningkatan pendapatan nonbunga yang pada tahun 2012 ditargetkan mencapai Rp120 miliar.
"Keberadaan kartu debit yang telah mendapat izin Bank Indonesia untuk dikenalkan kepada masyarakat, dapat dipakai pada 170.000 mesin 'EDC' di 120.000 'merchant' baik restoran, kafe, pusat belanja yang tergabung pada jaringan Prima/BCA," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, kartu debit dan kartu ATM Bank Mutiara dapat digunakan pada 43.700 ATM Prima dan 43.200 ATM Bersama di seluruh Tanah Air.
"Secara umum, kondisi tersebut membuktikan bahwa sampai sekarang kepercayaan masyarakat terhadap Bank Mutiara tetap tinggi mengingat 99,9 persen kepemilikan saham di bank kami merupakan milik pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, optimistis dia, pada tahun 2013 siap mengembangkan layanan "microbanking", jaringan cabang, dan mengenalkan "mobile banking".
"Untuk meningkatkan nilai tambah layanan perbankan, kami juga menyediakan layanan 'internet banking' sehingga kepercayaan masyarakat terus bertambah," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hukum Lembaga Penjamin Simpanan/LPS, Robertur Bilitea, membenarkan, sejumlah indikator kinerja keuangan Bank Mutiara membuktikan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kepercayaan besar terhadapnya.
"Di samping itu, negeri ini memiliki orang yang kompeten untuk menyehatkan pelaku perbankan. Salah satunya Bank Mutiara," katanya.
Mengenai pembelian Bank Mutiara, ia menyatakan, siapa pun boleh menjadi pemilik bank tersebut karena kinerja keuangannya terjaga dengan baik. Kini, aset Bank Mutiara tercatat Rp14,3 triliun atau meningkat 155,4 persen dibandingkan tahun 2011, kredit mencapai Rp10,5 triliun atau naik 120,7 persen daripada tahun lalu.
"Terkait harga jual bank, kami harap bisa terjual di harga 'mandatory' atau senilai Rp6,7 triliun. Untuk itu, sekarang hal yang perlu dilihat apakah harga Rp6,7 triliun itu diminati investor," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012