Gresik - Lokasi semburan lumpur yang disertai gas di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat, bahkan warga setempat mengaku banyak mendapatkan berkah.
Salah satu warga Desa Metatu, Arifin, Minggu mengaku, setiap harinya sekitar 500 hingga 600 orang dari berbagai kota datang ke lokasi semburan untuk melihat dari dekat pusat semburan.
Dikatakannya, banyaknya antusiasme masyarakat yang datang dari berbagai daerah ke lokasi semburan itu dimanfaatkan masyarakat desa dengan menarik tarif parkir.
"Bahkan, warga setempat ada yang mendapat uang sekitar Rp3 juta lebih setiap harinya dari parkir, ini karena banyaknya warga yang datang untuk menonton dari dekat pusat semburan," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Metatu, Nur Hudi mengakui, dengan banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi semburan lumpur, menjadikan wilayahnya semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Dikatakannya, pusat semburan yang awalnya hanya berupa lahan kering dan tandus, kini menjadi pusat perhatian dan lokasi wisata baru bagi seluruh masyarakat.
"Desa Metatu kini sudah dikenal secara nasional, dan ini bukan bencana tapi sudah menjadi berkah, saya rasa masyarakat juga menganggap demikian," katanya.
Salah satu pengunjung asal Sidoarjo, Widya mengaku, awalnya dia merasa penasaran dengan munculnya semburan lumpur di Gresik, sehingga dengan rasa penasaran itu membuat dirinya bersama sejumlah rekannya ingin datang dan melihat lokasi semburan di Gresik.
"Saya datang ke lokasi semburan lumpur di Gresik untuk melihat, apakah sama dengan semburan yang ada di Sidoarjo, sehingga saya mengajak teman-teman untuk melihat bersama," katanya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya bau gas yang membahayakan keluar dari pusat semburan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, telah menyiapkan ribuan masker bagi setiap pengunjung.
"Masker ini, kita siapkan sebagai antisipasi, sebab kita belum mengetahui apakah kandungan jenis gas yang keluar bersama lumpur itu berbahaya, hal ini agar terhindar dari bahaya yang menyerang pernafasan," kata Kepala BPBD Kabupaten Gresik, Hari Sucipto.
Sebelumnya, semburan lumpur awalnya terjadi pada Selasa (13/11) malam dan berdasarkan laporan warga ketinggian semburan awal mencapai sekitar 10 meter. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012