Surabaya - Pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi Tahap III Kota Surabaya molor dari jadwal menyusul belum turunnya izin prinsip dan harga sewa lahan dari PT Kereta Api (KA).
Asisten II Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Muhlas Udin, Kamis, mengatakan, target TPS selesai tahun ini tidak mungkin karena seandainya dilelang maupun melalui penunjukkan langsung (PL), prosesnya memakan waktu lama.
"Sebut saja, satu bulan. Sedangkan saat ini sudah menyentuh sepertiga bulan November," katanya.
Menurut dia, pembangunan tidak mungkin hanya sebulan atau lima belas hari. Padahal, proyek ini juga tidak bisa memakai azas diperlanjut atau disambung ke tahun sesudahnya.
Muhlas mengatakan penggunaan azaz diperalanjut hanya bisa dilakukan bila telah memenuhi ketentuan dua syarat, yaitu adanya kejadian luar biasa semacam gempa serta terjadinya salah perhitungan dalam proyek yang dikerjakan.
"Namun, saya ingin memastikan semuanya bersama PT KA," cetusnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, mulai Kamis (8/11) ini, dirinya akan berangkat ke Jakarta guna membahas masalah tersebut dengan salah satu Badan Perusahaan Milik Negara (BUMN) itu.
Diketahui pembangunan TPS Pasar Turi tahap III dianggarkan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2012 senilai Rp4 miliar. Anggaran itu selain untuk pembangunan fisik juga guna sewa lahan pada PT KA.
"Jika tidak jadi dibangun tahun ini, anggaran akan digeser untuk tahun depan," katanya.
Wakil Ketua Perhimpunan Pedagang Pasar Turi Tahap III Haji Suri menegaskan, sulit bisa menyelesaikan pembangunan TPS tepat waktu. Bahkan untuk tahap permulaan juga sulit lantaran sisa waktu tahun ini hanya tinggal beberapa bulan saja.
"Kami hanya meminta kejelasan pembangunan ini, bahkan kami sudah mengadu ke Disperdagin tapi juga belum ada jawaban,"ungkap Haji Suri.
Kendati demikian, kata dia, dirinya berharap saat TPS sudah rampung dan pasar baru siap dibangun, pedagang diajak bicara. Pedagang hanya ingin mendapat kepastian soal stan di pasar baru berikut mekanisme pembayarannya.
"Pedagang juga berperan meramaikan pasar nantinya. tapi kami juga tidak mau jika harus disuruh membeli kucing dalam karung. Hanya berharap semua pihak saling diuntungkan," tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012