Makau, China - Hanoi, Ibu Kota Vietnam, menjadi satu-satunya saingan Surabaya untuk memperebutkan hak sebagai tuan rumah Asian Games 2019, menyusul gugurnya Dubai (UEA) karena tidak memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan Dewan Olimpiade Asia (OCA). "Persyarakatan administrasi Uni Emirat Arab tidak lengkap dan sekarang hanya tinggal dua calon yaitu Surabaya dan Hanoi," kata Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah ketika menerima Ketua Umum Komite Olimpiade (KOI) Indonesia Rita Subowo di Hotel Galaxy Makau, China, Rabu. Namun, pria asal Kuwait tersebut tidak menjelaskan secara rinci bentuk dari persyaratan administrasi yang tidak dipenuhi oleh negara Timur Tengah itu. Rita yang didampingi Raja Parlindungan Pane (Komisi Olahraga dan Lingkungan), Pusparani (Komisi Olahraga dan Wanita), Ade Lukman (Komisi Olahraga Untuk Semua Kalangan) dan Haryo Yuniarto (Komisi Hukum) bertemu Presiden OCA asal Kuwait itu untuk menyerahkan syarat yang harus dipenuhi oleh negara kandidat, salah satunya adalah dukungan dari pemerintah. Menurut Sheikh Ahmad, ia sebagai pemimpin tertinggi OCA akan bersifat netral dalam rapat umum (general assembly) yang salah satu agenda penting adalah memilih tuan rumah Asian Games 2019. "Saya mengerti bahwa baik Surabaya maupun Hanoi sama-sama mempersiapkan diri secara serius," ucapnya. Agar Indonesia dan Vietnam tidak pulang dengan tangan hampa jika gagal memperoleh suara terbanyak dari 45 negara anggota OCA, Sheik Ahmad kemudian menawarkan solusi yang bersifat "win-win solution", yaitu menjadi tuan rumah Asian Youth Games 2021. "Saya menawarkan kepada Indonesia dan Vietnam bahwa siapa pun nanti yang tidak beruntung dalam pemilihan tuan rumah Asian Games 2019, maka secara otomatis menjadi tuan rumah Asian Youth Games 2021. Tadi tawaran tersebut juga sudah diterima dengan baik oleh Vietnam," paparnya. "Kalau Anda setuju, besok (Kamis WIB) menjelang sidang umum OCA dibuka, saya akan sampaikan kepada seluruh negara peserta," ujarnya, menambahkan. Rita menyatakan bahwa Indonesia juga menyambut tawaran tersebut karena dianggap lebih adil, dan tidak ada yang kecewa jika nantinya gagal menjadi tuan rumah Asian Games 2019. "Indonesia dan Vietnam adalah dua negara yang bersahabat baik dan tawaran tersebut merupakan solusi yang sangat bagus," kata Rita. Usai bertemu dengan pemimpin tertinggi olahraga Asia itu, Rita kemudian mengatakan bahwa gugurnya Dubai tersebut memberikan keuntungan bagi Indonesia. "Dengan gugurnya pencalonan Dubai, kita berharap negara-negara peserta Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Pekanbaru, terutama yang berasal dari Timur Tengah akan mengalihkan dukungan kepada Surabaya," tutur Rita. Sidang umum OCA untuk memilih tuan rumah Asian Games 2019 akan digelar Kamis (8/11) di Gedung Pekan Olahraga Asia Timur (Macau East Asian Games Dome) mulai pukul 09.00 waktu setempat (10.00 WIB). Pada hari yang sama, juga akan digelar Malam Anugerah Atlet Terbaik Asia (OCA Sport Stars Awards), yaitu penghargaan kepada 20 atlet putra dan putri terbaik di Olimpiade 2012 London.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012