Bojonegoro - Harga berbagai jenis beras di Bojonegoro, Jawa Timur, merangkak naik berkisar Rp100-Rp200/kilogram bersamaan dengan berkurangnnya panen tanaman padi di daerah setempat, termasuk Tuban, dalam sepekan terakhir. Seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Sakip (59), Selasa, mengatakan, naiknya harga beras sangat dipengaruhi berkurangnya panen tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo di daerah setempat, juga Tuban. Namun, menurut dia, para pedagang masih tetap mengangap naiknya harga beras berkisar Rp100-Rp200/kilogram itu, biasa, bukan kenaikan harga beras yang memberatkan pedagang. "Harga berbagai macam jenis beras di tempat kami juga naik Rp200/kilogram," kata seorang pedagang beras lainnya juga di Pasar Banjarjo Arif, menegaskan. Menurut Sakip, harga pembelian beras panenan baru di tingkat petani atau pedagang kecil yang semula Rp6.700/kilogram, naik menjadi Rp6.800/kilogram, sedangkan para pedagang beras besar menjual beras itu ke konsumen Rp7.000/kilogram. Sementara itu, harga pembelian beras miskin yang semula Rp6.300/kilogram, naik menjadi Rp6.400/kilogram dan harga penjualan ke konsumen Rp6.500/kilogram. "Harga beras poles produksi Tuban dan Bojonegoro yang semula Rp8.000 hingga Rp9.000/kilogram, juga naik sekitar Rp200/kilogram," kata Sakip, menjelaskan. Secara terpisah seorang pedagang pracangan di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Ny. Endang menyatakan kenaikan komoditas lainnya selain beras yaitu telur yang semula Rp13.000/kilogram, menjadi Rp13.750/kilogram. Sementara harga gula juga naik yang semula Rp11.000/kilogram, menjadi Rp12.000/kilogram dan harga minyak curah yang semula Rp9.000/liter naik menjadi Rp10.000/kilogram. "Kenaikan harga gula membuat pedagang bingung, sebab sebelumnya harga turun terus menerus kemudian langsung naik," kata Endang, menegaskan. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012