Bandung - Indonesia mencatat prestasi baru dengan menempati posisi keempat turnamen "street soccer Homeless World Cup 2012" di Lapangan 1 Plaza de la Constitucion Zocala, Kota Meksiko, Senin (15/10) dini hari. Pada perebutan tempat ketiga dan keempat Indonesia menyerah kepada Brazil dengan skor 2-6. Meski menempati peringkat keempat, tim Indonesia memperoleh gelar bergengsi dengan menyabet penghargaan pelatih terbaik. Pada perebutan tempat pertama, tuan rumah Meksiko yang didukung ribuan penonton gagal membendung perlawanan Chile. Meski Chile bermain dengan tiga pemain akibat satu pemain mendapatkan kartu biru dan dikeluarkan dari lapangan pada dua menit terakhir, para pemain Meksiko tidak mampu mengejar ketertinggalan mereka. Meksiko menyerah kepada Chile dengan skor 5-8. Manajer tim Febby Arhemsyah menyatakan dalam surat elektroniknya pencapaian yang didapat tim Indonesia merupakan buah dari semangat para pemain yang ingin mengharumkan nama Indonesia. Tim Indonesia yang dipersiapkan melalui "training centre" selama dua pekan menjelang keberangkatan di Bandung, ternyata mampu menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan. "Saya kira, kemenangan terbesar dari tim ini adalah perubahan yang terjadi pada diri para peserta, sesuai dengan tujuan diadakannya Homeless World Cup. Jika melihat kemampuan peserta negala lain, saya kira kita bisa memperoleh prestasi lebih baik," kata Febby. Nama besar Brazil menjadi sebuah tekanan tersendiri bagi pemain. Padahal, lanjut Febby, jika melihat keterampilan mereka, pemain lapis utama Indonesia nggak kalah bagus. "Saya melihat puncak semangat pemain adalah saat menghadapi Lithuania. Memasuki semifinal menghadapi Meksiko yang memiliki keterampilan tinggi dan perebutan tempat ketiga melawan Brazil, pemain mulai terlihat kelelahan," tambahnya. Meskipun begitu, Indonesia telah membuktikan kepada mereka bahwa kita bukan lawan yang mudah dikalahkan. Perjalanan Indonesia hingga empat besar hanya mengalami tiga kekalahan dari empat putaran. Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia yang menembus dominasi Amerika Latin. Penghargaan pelatih terbaik yang disandang Doni Arisetyawan (36) menjadi bukti bahwa keberadaan tim Indonesia di ajang ini cukup diakui. Pada ajang Homeless World Cup 2011, Indonesia yang pertama kali tampil menempati urutan keenam dan menyabet penghargaan pemain terbaik melalui Ginan Koesmayadi. Indonesia yang menurunkan formasi pemain lapis utama melalui Bongsu Hasibuan, Adik Mardiana Irawan, Mozes Manuhutu, dan penjaga gawang Suherman, gagal memperlihatkan penampilan terbaik. Partai balas dendam antara Indonesia melawan Brazil, berakhir dengan antiklimaks. "Saya melihat pemain mulai mengalami kelelahan fisik. Strategi untuk meredam Brazil yang memiliki gaya permainan seperti Bosnia, tidak sepenuhnya bisa kita jalankan di lapangan," ujar kapten tim Indonesia Bongsu Hasibuan seusai pertandingan. Piala diserahkan langsung pendiri Homeless World Cup Mel Young yang didampingi Carlos Slim Helu, orang terkaya di dunia asal Meksiko yang juga pemilik Telmex, sponsor utama ajang ini. Selepas memberikan piala, Mel secara resmi menutup perhelatan yang ditandai dengan penurunan bendera raksasa Meksiko. Homeless World Cup 2013 akan dilangsungkan di Polandia. Rencananya, Indonesia yang diwakili nasional organizer Rumah Cemara itu akan mengirimkan tim putri.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012