Madiun - Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Suyadi menyatakan akan segera menangani permasalahan yang menjadi hak Sulami, TKI asal Desa Banjarejo, Kabupaten Madiun yang menjadi korban penyiksaan majikannya. "Kami telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk mengurus hak-hak dari TKI Sulami," ujar Suyadi kepada wartawan, Selasa. Menurut dia, selain berkoordiasi dengan pihak berwenang di tingkat pusat, petugas Dinsosnakertrans Madiun juga akan melakukan wawancara dengan Sulami. "Kami harus tahu dulu apa benar ia hanya menerima gaji tiga bulan saja atau tidak. Kemudian kami juga harus tahu bagaimana sistem pembayarannya selama ia bekerja di sana dan termasuk juga bukti jika ia hanya menerima tiga bulan gaji saja. Ini masalah yang tidak mudah," jelas Suyadi. Terkait sejumlah luka yang diderita Sulami, Suyadi menuturkan jika belum ada keterangan dari pihak bersangkutan. Sebab, saat perwakilan petugas Dinsosnakertrans setempat mendatangi rumah TKI tersebut, Sulami hanya menangis ketika ditanyai tentang penyebab lukanya. Sementara, pihak keluarga Sulami mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Madiun untuk membantu pengurusan gaji Sulami. Sebab, pihak keluarga sangat membutuhkan gaji tersebut untuk biaya pengobatan. "Kakak saya sudah bekerja di majikannya itu selama tujuh tahun. Kami berharap bantuan dari pemerintah daerah untuk biaya pengobatan kakak. Sebab selepas pulang ke Dagangan, kakak masih harus menjalani terapi untuk memulihkan kondisinya," tutur adik Sulami, Sulika. Sebagaimana diketahui, sebelumnya Sulami yang sudah tujuh tahun bekerja di Arab Saudi akhirnya bisa pulang ke Tanah Air. Selama di Arab Saudi, Sulami dipaksa bekerja 24 jam sehari tanpa istirahat dan selama itu pula ia hanya diberi gaji tiga bulan kerja. "Saya di sana disuruh masak, nyuci, dan bersih-bersih. Tidak pernah dikasih libur atau istirahat, disuruh jaga rumah saja. Sementara, gaji tidak diberikan sama sekali," kata Sulami, lirih. Saat ini kondisi, Sulami terlihat mengenaskan dengan banyaknya luka memar di beberapa bagian tubuhnya. Selain itu, dia juga harus menggunakan alat bantu untuk berjalan. Hasil diagnosa Rumah Sakit Polri Jakarta, Sulami menderita stroke akibat tekanan darahnya naik. Sebelum pulang, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Dammam Al Markazi di Kota Qotif, Arab Saudi. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012